Page 506 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 506

http://pustaka-indo.blogspot.com
             di  Eropa  merasa  bahwa  agama  telah  sedemikian
             didiskreditkan.  Mereka  dibuat  muak  oleh  tindakan  orang-
             orang  Protestan  yang  membunuhi  orang-orang  Katolik  dan
             sebaliknya.  Ratusan  orang  mati  sebagai  martir  karena
             memegang pandangan yang mustahil bisa dibuktikan dengan
             cara  apa  pun.  Sekte-sekte  yang  menyebarkan  berbagai
             doktrin  membingungkan  namun  dianggap  esensial  untuk
             pensucian  diri,  berkembang  dengan  pesat.  Kini,  tersedia
             sangat  banyak  pilihan  teologis:  banyak  orang  yang  merasa
             dilumpuhkan  dan  tertekan  oleh  berbagai  interpretasi  religius
             yang  ditawarkan.  Sebagian  mungkin  merasa  bahwa  iman
             telah semakin sulit diraih dibanding sebelumnya. Oleh karena
             itu, menjadi signifikan bahwa pada masa ini, di dalam sejarah
             ketuhanan  Barat,  mulai  ditemukan  “orang  ateis”,  yang
             jumlahnya sepertinya telah menjadi sebanyak “tukang sihir”,
             musuh  lama  Tuhan  dan  sekutu  setan.  Dinyatakan  bahwa
             “orang  ateis”  yang  mengingkari  eksistensi  Tuhan  ini  telah
             memperoleh  banyak  pengikut  ke  sekte  mereka  dan
             menggoyahkan  struktur  masyarakat.  Namun  kenyataannya,
             ateisme  sepenuhnya  dalam  pengertian  yang  kita  terapkan
             pada  kata  itu  saat  ini  adalah  mustahil.  Seperti  yang
             ditunjukkan  oleh  Lucien  Febvre  dalam  buku  klasiknya  The
             Problem of Unbelief in the Sixteenth Century,  penolakan
             sepenuhnya  terhadap  eksistensi  Tuhan  pada  masa  itu
             melibatkan kesulitan konseptual yang teramat besar sehingga
             tak  mungkin  terwujudkan.  Agama  mendominasi  kehidupan
             semua  orang,  sejak  kelahiran  hingga  kematian.  Setiap
             aktivitas  keseharian  diselingi  oleh  panggilan  kepada  kaum
             beriman untuk berdoa, diwarnai oleh keyakinan dan institusi
             keagamaan, baik dalam kehidupan publik maupun profesional
             —bahkan     serikat   kerja   dan   universita-suniversitas
             merupakan  organisasi  keagamaan.  Sebagaimana  yang
             dikemukakan  oleh  Febvre,  Tuhan  dan  agama  ada  di  mana-
             mana sehingga tak seorang pun pada abad itu akan berkata:



                            ~499~ (pustaka-indo)
   501   502   503   504   505   506   507   508   509   510   511