Page 52 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 52
http://pustaka-indo.blogspot.com
perkasa. Yakub mengadakan semacam tawar-menawar:
Sebagai balas jasa atas perlindungan khusus dari El, Yakub
akan menjadikannya elohim bagi dirinya, satu-satunya tuhan
yang dipercayainya. Kepercayaan Israel kepada Tuhan
benar-benar bersifat pragmatis. Baik Abraham maupun
Yakub menaruh iman mereka kepada El karena dia berguna
bagi keduanya: mereka tidak perlu membuktikan bahwa dia
ada; El bukanlah sebuah abstraksi filosofis. Di dunia kuno,
mana adalah fakta kehidupan yang terbukti dengan
sendirinya, dan suatu dewa menampakkan kelayakannya
apabila mampu menyampaikan bukti ini secara efektif.
Pragmatisme ini selalu menjadi satu faktor dalam sejarah
Tuhan. Orang-orang akan terus mengadopsi sebuah konsepsi
tertentu tentang tuhan karena konsep itu berguna bagi
mereka, bukan karena ilmiah atau filosofis.
Beberapa tahun kemudian, Yakub kembali dari Haran
bersama istri dan keluarganya. Ketika memasuki kembali
wilayah Kanaan, dia mengalami lagi sebuah epifani yang
aneh. Di Sungai Yabok di Tepi Barat, dia bertemu orang
asing yang bergulat dengannya sepanjang malam. Saat fajar
menyingsing, seperti kebanyakan wujud spiritual, lawannya
berkata bahwa dia harus pergi. Namun, Yakub terus
memeganginya: dia tak akan melepaskan orang itu sampai
dia bersedia menyebutkan namanya. Di dunia kuno,
mengetahui nama seseorang akan memberikan kekuatan
untuk mengalahkan orang itu, dan tampaknya orang asing itu
enggan memberikan sepenggal informasi ini. Lama-
kelamaan, Yakub menjadi sadar bahwa lawannya tak lain
adalah El sendiri:
Bertanyalah Yakub, “Katakanlah juga namamu.”
Tetapi sahutnya, “Mengapa engkau menanyakan
namaku?” Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.
Yakub menamai tempat itu dengan Pniel [Wajah
~45~ (pustaka-indo)