Page 55 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 55
http://pustaka-indo.blogspot.com
Namun, bagi telinga orang-orang modern, ini merupakan
kisah yang mengerikan: kisah ini melukiskan Tuhan sebagai
sadis yang kejam dan tidak berpendirian. Tidak
mengherankan jika banyak orang zaman sekarang yang
mendengar cerita ini di masa kecilnya menolak ilah yang
demikian. Mitos Pembebasan dari Mesir, ketika Tuhan
membimbing Musa dan anak-anak Israel menuju kebebasan,
sama ofensifnya terhadap sensibilitas modern. Kisah ini
masyhur. Firaun berkeberatan untuk membiarkan orang
Israel pergi, sehingga, untuk memaksanya, Tuhan
mengirimkan sepuluh macam wabah mengerikan kepada
bangsa Mesir. Sungai Nil berubah menjadi darah; daratan
dipenuhi belalang dan katak; seluruh negeri diselimuti gelap
gulita. Akhirnya, Tuhan menimpakan wabah yang paling
mengerikan dari semuanya: dia mengutus Malaikat Maut
untuk mencabut nyawa setiap bayi laki-laki pertama seluruh
orang Mesir, sembari membebaskan anak-anak budak
Ibrani. Tidak mengherankan jika kemudian Firaun
memutuskan untuk membiarkan orang Israel pergi, tetapi
kemudian berubah pikiran dan mengejar mereka dengan
balatentaranya. Firaun menyusul mereka di laut Merah,
tetapi Tuhan menyelamatkan orang Israel dengan cara
membelah laut dan membiarkan mereka berjalan
menyeberang di tempat yang kering. Ketika orang Mesir
mengikuti jejak mereka, Tuhan menutup kembali belahan itu
dan menenggelamkan Firaun berikut balatentaranya.
Ini adalah gambaran tuhan yang brutal dan parsial: tuhan
perang yang dikenal dengan sebutan Yahweh Sabaoth, Dewa
para Tentara. Dia adalah pemihak yang pilih kasih, tak
menyayangi yang lain kecuali yang disenanginya dan
sederhananya merupakan ilah bagi suatu suku saja. Jika
Yahweh tetap menjadi tuhan yang seperti itu, maka semakin
cepat dia tiada, semakin baik bagi setiap orang. Akhir mitos
~48~ (pustaka-indo)