Page 59 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 59

http://pustaka-indo.blogspot.com
             Ishak, dan Yakub.

             Apa  yang  disebut  sebagai  “Teori  Midianite”—yakni  bahwa
             Yahweh  pada  dasarnya  adalah  Tuhan  bagi  orang-orang
             Midian—biasanya didiskreditkan pada masa sekarang, tetapi
             di  Midianlah  Musa  pertama  kali  melihat  Yahweh.  Dapat
             diingat  lagi  bahwa  Musa  terpaksa  meninggalkan  Mesir
             karena  telah  membunuh  seorang  penduduk  Mesir  yang
             didapatinya tengah menyiksa seorang budak berkebangsaan
             Israel. Musa mencari perlindungan di Midian, lalu menikah di
             sana.  Ketika  sedang  menggembalakan  domba  milik
             mertuanya,  dia  melihat  seberkas  cahaya  aneh:  serumpun
             semak  tampak  menyala  tapi  tidak  terbakar.  Saat  dia
             mendekat  untuk  menyelidiki,  Yahweh  memanggil  namanya
             dan Musa menyahut: “Aku di sini” (hineni!), jawaban setiap
             nabi  Israel  ketika  bertemu  muka  dengan  Tuhan  yang
             menghendaki perhatian dan kesetiaan total:

                   “Janganlah  datang  dekat-dekat:  tanggalkan
                   kasutmu  dari  kakimu,  sebab  tempat,  di  mana
                   engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.”
                   Lagi  Ia  berfirman,  “Akulah  Allah  ayahmu,
                   Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub.”
                   Lalu,  Musa  menutup  mukanya,  karena  ia  takut
                                    18
                   memandang Allah.
             Meskipun  penegasan  yang  pertama  adalah  bahwa  Yahweh
             sesungguhnya  merupakan  Allah  Abraham,  ini  jelas-jelas
             merupakan ilah yang sangat berbeda dari yang pernah duduk
             dan  makan  bersama  Abraham  layaknya  seorang  sahabat.
             Dia  menginspirasikan  rasa  takut  dan  mempertegas  jarak.
             Ketika  Musa  menanyakan  nama  dan  jati  dirinya,  Yahweh
             menjawab    dengan   sebuah   permainan   kata   yang,
             sebagaimana  akan  kita  saksikan,  membingungkan  para
             monoteis  selama  berabad-abad.  Alih-alih  secara  langsung
             mengungkapkan namanya, dia menjawab, “Aku adalah Aku”



                            ~52~ (pustaka-indo)
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64