Page 60 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 60

http://pustaka-indo.blogspot.com
                                   19
             (Ehyeh  asher  ehyeh).   Apa  yang  dia  maksud?  Dia
             tentunya  tidak  bermaksud,  sebagaimana  ditegaskan  para
             filosof kemudian, bahwa dia adalah Wujud yang ada dengan
             sendirinya. Bangsa Ibrani tidak memiliki dimensi metafisikal
             semacam  itu  pada  tahap  ini,  dan  baru  sekitar  2.000  tahun
             kemudian hal itu diperoleh. Tuhan tampaknya memaksudkan
             sesuatu  yang  lebih  langsung.  Ehyeh  asher  ehyeh  adalah
             sebuah idiom Ibrani untuk mengungkapkan kesamaran yang
             disengaja.  Ketika  Alkitab  menggunakan  frase  seperti,
             “mereka  pergi  ke  mana  mereka  pergi,”  itu  artinya:  “saya
             sama sekali tidak tahu ke mana mereka pergi.” Jadi, ketika
             Musa  bertanya  siapa  gerangan  dia,  Tuhan  menjawabnya,
             “Jangan pikirkan siapa Aku!” atau “Pikirkan dirimu sendiri!”
             Tak perlu berdiskusi tentang hakikat Tuhan dan tentunya tak
             ada  upaya  untuk  memanipulasinya  sebagaimana  terkadang
             dilakukan  oleh  kaum  pagan  saat  mereka  menyebut  nama-
             nama  Tuhan  mereka.  Yahweh  adalah  Zat  Yang  Mutlak:
             “Aku adalah Aku.” Dia akan menjadi apa yang dia pilih dan
             tidak  memberi  jaminan  apa  pun.  Dia  hanya  berjanji  bahwa
             dia  akan  melibatkan  diri  dalam  sejarah  umatnya.  Mitos
             Pembebasan  memberi  bukti  meyakinkan:  ia  mampu
             membersitkan harapan baru bagi masa depan, bahkan dalam
             keadaan yang mustahil.

             Ada harga yang mesti dibayar demi rasa berdaya yang baru
             ini. Dewa langit yang lama dirasakan telah terlalu jauh dari
             perhatian manusia; dan dewa-dewa yang lebih muda, seperti
             Baal,  Marduk,  dan  Dewi  Ibu  telah  datang  mendekati
             manusia,  tetapi  Yahweh  kembali  membuka  jurang  pemisah
             antara  alam  manusia  dan  tuhan.  Ini  diperlihatkan  dengan
             jelas dalam kisah di gunung Sinai. Ketika tiba di gunung itu,
             orang-orang  diperintahkan  untuk  menguduskan  diri  dan
             mencuci    pakaian   mereka.   Musa    bahkan    harus
             memperingatkan  orang-orang  Israel:  “Jagalah  baik-baik,



                            ~53~ (pustaka-indo)
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65