Page 522 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 522
http://pustaka-indo.blogspot.com
lama tentang eksistensi Tuhan tidak lagi memuaskan. Para
ilmuwan dan filosof, yang sangat antusiasme terhadap
metode empiris, merasa terdorong untuk melakukan
verifikasi atas realitas objektif Tuhan dengan cara yang sama
seperti ketika mereka membuktikan fenomena lainnya yang
bisa didemonstrasikan.
Ateisme masih dianggap menjijikkan. Seperti yang akan kita
lihat, kebanyakan philosophes Pencerahan secara implisit
percaya pada eksistensi Tuhan. Namun, sekelompok kecil
orang mulai berpandangan bahwa keberadaan Tuhan pun
tidak bisa diterima dengan begitu saja. Mungkin salah satu
orang pertama yang menganut pandangan ini dan menyikapi
ateisme dengan cukup serius adalah fisikawan,
matematikawan, dan teolog Prancis, Blaise Pascal (162-
362). Ketika kecil, dia adalah anak yang sakit-sakitan, terlalu
cepat matang, dan pernah dikucilkan dari sebayanya. Dia
mendapat didikan pertama dari ayah kandungnya seorang
ilmuwan yang terkejut ketika mengetahui bahwa Blaise yang
baru berusia sebelas tahun diam-diam telah menemukan
sendiri dua puluh tiga proposisi pertama Euclid. Pada usia
enam belas tahun, Pascal menerbitkan sebuah makalah
geometri yang oleh Descartes diragukan telah ditulis oleh
seorang yang begitu belia. Kemudian, dia menciptakan mesin
hitung, barometer, dan mesin hidrolik. Keluarga Pascal
bukanlah keluarga yang sangat taat beragama, tetapi pada
1646 mereka beralih menganut Jansenisme. Saudara
perempuan Pascal, Jacqueline, bergabung dengan biara
Jansenis di Port Royal, sebelah barat daya Paris, dan menjadi
pendukung sekte Katolik yang paling bersemangat. Pada
malam 23 November 1654, Blaise sendiri mendapat
pengalaman religius yang berlangsung “dari sekitar pukul
setengah sebelas malam hingga setengah satu dini hari”.
Pengalaman itu memperlihatkan kepadanya bahwa
~515~ (pustaka-indo)