Page 529 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 529
http://pustaka-indo.blogspot.com
yang sama seperti yang digunakannya dalam pembuktian
matematika. Seperti yang dikatakannya di dalam Discourse
on Method, “setidaknya sudah merupakan sebuah kepastian
bahwa Tuhan, yang merupakan wujud sempurna ini, ada atau
bereksistensi, sebagaimana halnya setiap dalil geometri.” 8
Sebagaimana sebuah segitiga Euclidian pasti memiliki sudut-
sudut yang jumlahnya sama dengan dua sudut siku-siku,
wujud sempurna yang diyakini Descartes ini pasti memiliki
sifat-sifat tertentu. Pengalaman menyatakan kepada kita
bahwa alam memiliki realitas objektif dan suatu Tuhan yang
sempurna, yang pasti bisa dipercaya, tidak akan menipu kita.
Oleh karena itu, alih-alih menggunakan alam untuk
membuktikan eksistensi Tuhan, Descartes menggunakan ide
tentang Tuhan untuk memberinya keyakinan terhadap
realitas alam. Dengan caranya sendiri, Descartes merasa
terasing dari dunia sebagaimana halnya Pascal. Descartes
tidak mencoba menggapai alam, pikirannya justru berpaling
ke arah dirinya sendiri. Gagasan tentang Tuhan memberi
manusia kepastian tentang eksistensinya sendiri dan, karena
itu, menjadi esensial bagi epistemologi Descartes. Metode
Cartesian menyingkapkan penyendirian dan gambaran
autonomi yang akan menjadi penting bagi pandangan Barat
tentang manusia di abad kita ini. Keterasingan dari dunia dan
kebanggaan akan kemandirian membawa banyak orang pada
sikap menolak seluruh gagasan tentang Tuhan yang
mengakibatkan manusia berada dalam kondisi
ketergantungan.
Sejak awal sekali, agama telah membantu umat manusia
untuk berhubungan dengan alam dan mengakarkan diri di
dalamnya. Kultus tempat suci telah mendahului semua
refleksi tentang alam dan membantu manusia menemukan
sebuah fokus di semesta yang mencengangkan ini.
Pendewaan kekuatan-kekuatan alam mengungkapkan
~522~ (pustaka-indo)