Page 539 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 539

http://pustaka-indo.blogspot.com
             Churches  from  the  Beginning  of  the  New  Testament  to
             1688.  Di  dalam  buku  ini,  dia  mengemukakan  bahwa  apa
             yang kini dipandang sebagai ortodoksi ternyata tidak berakar
             pada  gereja  perdana.  Johann  Lorenz  von  Mosheim  (1694-
             1755)  dengan  tegas  memisahkan  sejarah  dari  teologi dalam
             karyanya  yang  monumental  Institutions  of  Ecclesiastical
             History  (1726),  dan  merekam  perkembangan  doktrin  tanpa
             mempersoalkan  kebenarannya.  Sejarahwan  lain,  seperti
             Georg  Walch,  Giovanni  But,  dan  Henry  Noris  meneliti
             sejarah  kontroversi-kontroversi  doktrinal  yang  pelik,  seperti
             Arianisme,  pertikaian  filioque,  dan  berbagai  perdebatan
             Kristologis abad keempat dan kelima. Banyak orang Kristen
             yang menjadi risau ketika mengetahui bahwa dogma-dogma
             fundamental  tentang  kodrat  Tuhan  dan  Kristus  baru
             berkembang  dalam  beberapa  abad  dan  tidak  tercantum  di
             dalam  Perjanjian  Baru:  apakah  ini  berarti  bahwa  doktrin-
             doktrin itu keliru? Sebagian lainnya melangkah lebih jauh dan
             menerapkan objektivitas baru ini kepada Perjanjian Baru itu
             sendiri.   Hermann   Samuel    Reimarus    (1694-1768)
             mengupayakan    sebuah   biografi   kritis   atas   Yesus:
             kemanusiaan Kristus bukan lagi merupakan masalah mistikal
             atau doktrinal, melainkan menjadi objek penelaahan ilmiah di
             Zaman  Akal.  Dengan  ini  periode  skeptisisme  modern  telah
             benar-benar  diluncurkan.  Reimarus  berpendapat  bahwa
             Yesus hanya ingin mendapatkan keadaan ilahiah dan ketika
             misi  mesianiknya  gagal,  maka  dia  pun  mati  dalam
             keputusasaan. Reimarus menunjukkan bahwa di dalam Injil,
             Yesus  tidak  pernah  mengklaim  bahwa  dia  datang  untuk
             menebus  dosa  manusia.  Gagasan  itu,  yang  telah  menjadi
             gagasan  sentral  dalam  Kristen  Barat,  bersumber  dari  St.
             Paulus,  pendiri  sejati  agama  Kristen.  Oleh  karena  itu,  kita
             tidak  harus  memuja  Yesus  sebagai  Tuhan  namun  sebagai
             guru dari sebuah agama yang “penting, sederhana, mulia, dan
             praktis”. 18



                            ~532~ (pustaka-indo)
   534   535   536   537   538   539   540   541   542   543   544