Page 553 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 553
http://pustaka-indo.blogspot.com
komprehensif tentang dunia.
Oleh karena itu, bagi Kant, Tuhan adalah sebuah kemudahan
yang dapat disalahgunakan. Gagasan tentang Pencipta yang
mahabijaksana dan mahakuasa bisa meruntuhkan upaya
ilmiah dan menggiring pada penyandaran yang malas
terhadap deus ex machina, suatu tuhan yang mengisi
kekosongan pengetahuan kita. Tuhan mungkin juga menjadi
sumber mistifikasi yang tidak perlu, yang menggiring pada
berbagai perdebatan sengit, seperti yang telah meninggalkan
goresan luka dalam sejarah gereja-gereja. Kant mungkin
akan menolak dianggap ateis. Tokoh-tokoh sezamannya
melukiskan Kant sebagai orang yang saleh, yang sangat
sadar akan kapasitas manusia untuk melakukan kejahatan.
Dalam bukunya Critique of Practical Reason, Kant
mengemukakan bahwa untuk menjalani kehidupan yang
bermoral, manusia membutuhkan seorang pengatur, yang
akan membalas perbuatan baik dengan kebahagiaan. Dalam
perspektif ini, pengaitan Tuhan dengan sistem etika
merupakan sebuah kebetulan saja. Inti agama bukan lagi
misteri tentang Tuhan, tetapi manusia itu sendiri. Tuhan telah
menjadi sebuah strategi untuk memampukan kita berfungsi
secara lebih efisien dan bermoral, bukan lagi sebagai sebab
bagi semua wujud. Tidak lama setelah itu orang mulai
membawa gagasan tentang autonomi ini selangkah lebih jauh
dan meninggalkan sama sekali Tuhan yang agak lemah ini.
Kant termasuk orang pertama di Barat yang meragukan
keabsahan bukti-bukti tradisional tentang Tuhan dan
menunjukkan bahwa semua itu tidak membuktikan apa-apa.
Bukti-bukti itu tidak pernah lagi dirasa cukup meyakinkan.
Namun, hal ini tampaknya memberi kebebasan bagi sebagian
orang Kristen yang secara kukuh percaya bahwa Tuhan
telah menutup satu jalan keimanan untuk membuka satu jalan
~546~ (pustaka-indo)