Page 554 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 554

http://pustaka-indo.blogspot.com
             yang  lain.  Di  dalam  A  Plain  Account  of  Genuine
             Christianity, John Wesley (1703-91) menulis:

                   Kadang-kadang  saya  nyaris  percaya  bahwa
                   kebijaksanaan  Tuhan,  dalam  beberapa  era
                   terakhir,  telah  mengizinkan  bukti  eksternal
                   Kristen untuk sedikit tersumbat dan terhambat
                   demi  tujuan  ini,  bahwa  manusia  (khususnya
                   yang berpikir) tidak boleh berhenti di sana,
                   tetapi  mesti  berupaya  melihat  ke  dalam  diri
                   sendiri  dan  mengikuti  cahaya  yang  memancar
                                     26
                   dari hati mereka.
             Bentuk  keberagamaan  baru,  yang  disebut  “agama  hati”,
             berkembang  bersama  rasionalisme  era  Pencerahan.
             Meskipun lebih berpusat pada hati daripada kepala, agama ini
             banyak  memiliki  keasyikan  yang  sama  dengan  Deisme.  Ia
             mengajak  manusia  meninggalkan  bukti-bukti  dan  autoritas
             eksternal lalu menemukan Tuhan yang ada di dalam hati dan
             jangkauan semua orang. Seperti kebanyakan kaum deis, para
             pengikut Wesley atau Pietist Jerman Count Nikolaus Ludwig
             von  Zinzendorf  (1700-60)  merasa  bahwa  mereka
             meninggalkan hasil perkembangan selama berabad-abad dan
             kembali  kepada  Kristennya  Kristus  yang  “sederhana”  dan
             “asli”, Kristennya orang-orang generasi pertama.

             John Wesley adalah seorang Kristen yang taat. Ketika masih
             merupakan  seorang  murid  muda  pada  Lincoln  College,
             Oxford,  dia  dan  saudaranya  Charles  telah  mendirikan
             persekutuan  bagi  para  pelajar,  yang  dikenal  sebagai  Holy
             Club.  Klub  itu  sangat  menekankan  metode  dan  disiplin
             sehingga  para  anggotanya  dikenal  dengan  sebutan  kaum
             Metodis.  Pada  1735,  John  dan  Charles  berlayar  menuju
             koloni  Georgia  di  Amerika  sebagai  misionaris,  namun  John
             pulang kembali dua tahun kemudian karena tidak puas. Dia
             menulis  dalam  catatan  hariannya:  “Aku  pergi  ke  Amerika



                            ~547~ (pustaka-indo)
   549   550   551   552   553   554   555   556   557   558   559