Page 559 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 559

http://pustaka-indo.blogspot.com
             banyak  di  antara  mereka  berkeyakinan  bahwa  hari  kiamat
             akan  segera  tiba.  Tuhan  akan  mengirimkan  ruhnya  kepada
             seluruh  umatnya,  sebagaimana  dijanjikan  di  dalam  Alkitab,
             dan  menegakkan  kerajaannya  persis  di  Inggris.  Cromwell
             sendiri tampaknya memegang harapan yang sama, demikian
             pula  kaum  Puritan  yang  telah  menetap  di  Inggris  Baru
             selama  1620-an.  Pada  1649,  Gerard  Winstanley  mendirikan
             komunitas “Diggers” dekat Cobham di Surrey. Dia bertekad
             untuk  memulihkan  umat  manusia  ke  kondisi  aslinya  ketika
             Adam berada di Taman Firdaus: dalam masyarakat baru ini,
             hak  milik  pribadi,  perbedaan  kelas  dan  autoritas  manusia
             akan dihapuskan. Quaker pertama—George Fox dan James
             Naylor  serta  para  murid  mereka—mengajarkan  bahwa
             setiap manusia dapat mendekati Tuhan secara langsung. Ada
             cahaya batin di dalam diri masing-masing individu, yang jika
             ditemukan  lalu  dipelihara  maka,  semua  orang,  tidak  peduli
             dari  kelas  dan  status  apa  mereka  berasal,  dapat  mencapai
             keselamatan  dan  penyelamatan  di  dunia  ini.  Fox  sendiri
             menyebarkan  ajaran  kedamaian,  antikekerasan,  dan
             egalitarianisme  radikal  bagi  Society  of  Friends  yang
             didirikannya. Harapan untuk kebebasan, persamaan hak, dan
             persaudaraan  telah  mencuat  di  Inggris  kirakira  140  tahun
             sebelum warga Paris menyerbu Bastille.

             Contoh  paling  ekstrem  dari  spirit  keagamaan  baru  ini
             memiliki  banyak  kesamaan  dengan  para  pembid‘ah  akhir
             Abad  Pertengahan  yang  dikenal  sebagai  Brethren  of  the
             Free  Spirit.  Sebagaimana  yang  dijelaskan  oleh  ahli  sejarah
             berkebangsaan Inggris Norman Cohn dalam The Pursuit of
             the  Millennium,  Revolutionary  Millennarians  and
             Mystical  Anarchists  of  the  Middle  Ages,  kelompok  ini
             dituduh  lawan-lawannya  sebagai  penganut  panteisme.
             Mereka  “tidak  ragu-ragu  untuk  berkata:  ‘Semuanya  adalah
             Tuhan,’ ‘Tuhan ada di dalam setiap batu dan di dalam setiap




                            ~552~ (pustaka-indo)
   554   555   556   557   558   559   560   561   562   563   564