Page 558 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 558

http://pustaka-indo.blogspot.com
             dalam  doktrin-doktrin  suatu  gereja  autoritarian.  Ketika  dia
             menjadi terkenal karena pandangannya yang radikal terhadap
             agama,  Kant  konon  meneguhkan  kembali  pengabdiannya
             kepada  sekte  Pietist  dengan  menyatakan  bahwa  dia  hanya
             “menghancurkan  dogma  demi  menyediakan  ruang  bagi
                   34
             iman”.  John Wesley tertarik pada Pencerahan dan secara
             khusus menaruh simpati pada cita-cita kebebasan. Dia juga
             tertarik  pada  sains  dan  teknologi,  terlibat  dalam  berbagai
             eksperimen  kelistrikan,  dan  ikut  memegang  optimisme
             Pencerahan  tentang  manusia  dan  kemajuan.  Sarjana
             Amerika,  Albert  C.  Outler  mengemukakan  bahwa  agama
             hati  yang  baru  dan  rasionalisme  Pencerahan  sama-sama
             antikemapanan  dan  menolak  autoritas  eksternal;  keduanya
             menempatkan  diri  sendiri  sebagai  orang  modern  yang
             menentang kekolotan, dan sama-sama membenci sikap tidak
             manusiawi  dan  memiliki  antusiasme  terhadap  sikap  saling
             mengasihi antarsesama manusia. Sebenarnya keberagamaan
             yang radikal telah membuka jalan bagi cita-cita Pencerahan
             untuk berakar pada orang Yahudi maupun Kristen. Terdapat
             kemiripan  mencolok  dalam  sebagian  dari  gerakan  yang
             ekstrem ini. Banyak di antara sekte-sekte ini yang menyikapi
             perubahan besar selama periode tersebut dengan melanggar
             larangan-larangan agama. Beberapa di antaranya jelas-jelas
             bersikap  menghujat;  sebagiannya  dianggap  ateis,  sementara
             sebagian  lain  memiliki  pemimpin  yang  mengklaim  sebagai
             inkarnasi  Tuhan.  Banyak  di  antara  sekte  ini  bernada
             Mesianik dan menyatakan bahwa tak lama lagi akan muncul
             dunia yang sama sekali baru.

             Inggris  di  bawah  pemerintahan  Puritan  Oliver  Cromwell,
             terutama setelah eksekusi Raja Charles I, mengalami wabah
             apokaliptik  pada  tahun  1649.  Pihak  berwenang  Puritan
             merasa  kesulitan  mengendalikan  gairah  keagamaan  yang
             merebak  di  kalangan  para  prajurit  dan  orang  awam,  yang



                            ~551~ (pustaka-indo)
   553   554   555   556   557   558   559   560   561   562   563