Page 66 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 66
http://pustaka-indo.blogspot.com
replika istana Yahweh di langit. Mereka juga
menyelenggarakan Festival Tahun Baru di musim gugur,
dimulai dengan upacara pengurbanan di hari Paskah, disusul
oleh syukuran panen hari Raya Pondok Daun, yang
merayakan awal tahun tanam. Pernah diperkirakan bahwa
sebagian dari mazmur merayakan penahbisan Yahweh di
Kuilnya pada hari Raya Pondok Daun, yang, seperti halnya
penahbisan Marduk, mengingatkan tentang penaklukannya
24
atas kekacauan. Raja Salomo sendiri adalah seorang
sinkretis besar: Dia punya banyak istri pagan, yang
menyembah dewa-dewa mereka sendiri, dan tetap menjalin
hubungan baik dengan tetangga-tetangga pagannya.
Selalu ada ancaman bahwa kultus Yahweh akhirnya akan
tenggelam oleh paganisme populer. Hal ini menjadi semakin
parah selama penggal terakhir abad kesembilan. Pada 869
SM, Raja Ahab naik ke tampuk pemerintahan Kerajaan
Israel di utara. Istrinya, Izebel, anak perempuan Raja Tirus
dan Sidon, wilayah yang sekarang disebut Lebanon, adalah
seorang pagan yang kukuh dan berusaha agar masyarakat
negeri itu menganut agama Baal dan Asyera. Izebel
mengutus para rahib Baal, yang segera saja beroleh pengikut
dari kalangan warga utara—orang-orang yang, selain pernah
dikalahkan oleh Raja Daud, merupakan penganut Yahwis
yang setengah hati. Ahab tetap setia kepada Yahweh, tetapi
tidak mencoba membatasi dakwah Izebel. Namun, tatkala
kekeringan melanda kawasan itu menjelang akhir
pemerintahannya, seorang nabi bernama Elia (yang artinya:
“Yahweh Allahku!”) mulai mengembara ke seluruh pelosok
negeri, berpakaian mantel bulu dan kain pinggang yang
terbuat dari kulit. Dia mengecam ketidaksetiaan kepada
Yahweh dan menantang Raja Ahab serta rakyat negeri itu
untuk mempersaingkan Yahweh dengan Baal di gunung
Karmel. Di hadapan 450 nabi agama Baal, Elia berkata:
~59~ (pustaka-indo)

