Page 67 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 67
http://pustaka-indo.blogspot.com
Berapa lama lagi kalian berlaku timpang dan bercabang hati?
lalu, dia minta diambilkan dua ekor lembu jantan, seekor
untuk dirinya dan seekor lagi untuk para penyeru agama
Baal. Kedua sapi itu akan diletakkan di atas dua buah altar.
Mereka akan berdoa kepada tuhan masing-masing dan
menyaksikan mana di antara keduanya yang mengirim api
dari langit untuk menghanguskan apa yang dikurbankan.
“Setuju!” teriak hadirin. Para nabi Baal memanggil namanya
dari pagi sampai tengah hari, melakukan tarian memutari
altar, bersorak, dan melukai diri sendiri dengan pedang dan
lembing. Namun, “tidak ada suara, tidak ada yang
menjawab.” Elia mencemooh: “Panggillah lebih keras!”
teriaknya, “bukankah dia allah? Mungkin ia merenung,
mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia
tidur, dan belum terjaga.” Tak ada yang terjadi: “Tidak ada
suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian.”
Kini, tiba giliran Elia. Orang-orang berkerumun mengelilingi
altar Yahweh ketika Elia menggali sebuah parit mengitari
altar dan mengisinya dengan air untuk membuat api lebih sulit
menyala. Kemudian, elia memanggil Yahweh. Sekonyong-
konyong, tentu saja, api menyambar dari langit,
menghanguskan altar dan lembu jantan, bahkan
mengeringkan air di dalam parit. Orang-orang bersujud:
“Yahweh adalah Tuhan,” teriak mereka, “Yahweh adalah
Tuhan.” Namun, Elia bukanlah pemenang yang ramah.
“Tangkap nabi-nabi Baal,” titahnya. Tak seorang pun
dikecualikan: dia giring mereka ke lembah terdekat dan
menyembelih mereka di sana. 25
Paganisme biasanya tidak memaksakan dirinya kepada orang
lain— Izebel adalah pengecualian yang menarik—sebab
senantiasa tersedia ruang bagi tuhan lain di kuil bersama
yang sudah ada. Peristiwa-peristiwa mitis kuno ini
~60~ (pustaka-indo)

