Page 71 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 71
http://pustaka-indo.blogspot.com
menyadari bahwa mitos-mitos mereka bukanlah kisah faktual
tentang realitas, melainkan ungkapan misteri yang bahkan
para dewa sendiri tidak dapat menjelaskannya secara
memadai. Tatkala mereka mencoba membayangkan
bagaimana para dewa dan dunia berevolusi dari kekacauan
primal, mereka menyimpulkan bahwa tak seorang pun—
bahkan tidak juga para dewa—bisa memahami misteri
eksistensi:
Maka, siapa yang tahu kapan ia terbit
Kapan emanasi ini terjadi,
Apakah Tuhan yang melepaskannya, atau bukan,—
Hanya dia yang mampu menerawang ke langit
tertinggi
yang akan tahu,
Atau mungkin dia tidak tahu! 27
Agama yang diajarkan Weda tidak berupaya menjelaskan
asal usul kehidupan atau memberi jawaban istimewa
terhadap pertanyaan-pertanyaan filosofis. Alih-alih, ia
memang telah dirancang untuk membantu manusia
memahami kehebatan dan kedahsyatan eksistensi. Ia justru
lebih banyak mengemukakan pertanyaan daripada
menjawabnya, dengan maksud agar manusia tetap berada
dalam sikap takzim.
Pada abad kedelapan SM, ketika J dan E menuliskan kronik
mereka, perubahan kondisi sosial dan ekonomi di Anak
Benua India sedang menjadikan Weda tidak lagi relevan.
gagasan para penduduk asli, yang telah tertindas selama
beberapa abad setelah invasi orang Aria, kembali muncul ke
permukaan dan membawa pada kehausan baru akan agama.
Bangkitnya perhatian terhadap karma, paham bahwa nasib
seseorang ditentukan oleh perbuatannya sendiri, membuat
orang-orang tidak mau menyalahkan para dewa atas perilaku
manusia yang tidak bertanggung jawab. Semakin kuat
~64~ (pustaka-indo)