Page 75 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 75

http://pustaka-indo.blogspot.com

                   “Garam.”
                   “Buanglah itu dan mendekatlah kepadaku.”

                   Sretaketu  melakukan  apa  yang  diperintahkan,
                   namun  [itu  tidak  membuat  garam]  menjadi
                   berubah.

                   [Ayahnya  berkata]:  “Anakku,  memang  benar
                   bahwa engkau tidak bisa melihat Wujud ada di
                   sini,  namun  wujud  itu  benar-benar  ada  di
                   sini.   Esensi    pertama   ini—dimiliki    alam
                   semesta  sebagai  Dirinya:  Itulah  yang  Nyata:
                   Itulah Diri: itulah engkau, Sretaketu!”
             Jadi,  meskipun  kita  tidak  dapat  melihatnya,  Brahman
             melingkupi dunia dan, sebagaimana Atman, abadi dalam diri
             setiap kita. 28

             Atman  mencegah  pemberhalaan  Tuhan,  menjadi  Realitas
             eksterior  “di  luar  sana”,  proyeksi  ketakutan  dan  keinginan
             kita  sendiri.  Dalam  Hinduisme,  Tuhan  tidak  dilihat  sebagai
             sebuah Wujud yang ditambahkan ke dunia seperti yang kita
             ketahui, karena itu tidak pula identik dengan dunia. Tak bisa
             kita  memahami  ini  melalui  akal  semata.  Pemahaman  ini
             “diwahyukan” kepada kita melalui pengalaman (anubhara)
             yang  tidak  dapat  diungkapkan  dalam  katakata  atau  konsep.
             Brahman adalah “Apa yang tidak bisa diucapkan dalam kata-
             kata, tetapi sesuatu yang dengannya kata-kata diucapkan ….
             Apa yang tak bisa dipikirkan oleh akal, tetapi sesuatu yang
                                      29
             dengannya  akal  berpikir”.   Mustahil  untuk  berbicara
             kepada  Tuhan  yang  semelekat  ini  atau  berpikir  mengenai
             dia, menjadikannya objek pikiran semata. Ia adalah Realitas
             yang  hanya  bisa  dicerna  dalam  puncak  perasaan  orisinal
             yang melampaui kesadaran diri: Tuhan


                   datang   kepada    pikiran   orang-orang    yang
                   mengenal  Dia  melampaui  pikiran,  bukan  kepada


                            ~68~ (pustaka-indo)
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80