Page 74 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 74

http://pustaka-indo.blogspot.com
             Kekuatan  ilahiah  ini  akan  betul-betul  terasing  dari  kita
             seandainya tidak ada fakta bahwa ia melingkupi, menyokong,
             dan  mengilhami  kita.  Teknik-teknik  Yoga  telah  membuat
             orang sadar tentang dunia batin. Disiplin pengaturan postur,
             cara  bernapas,  makanan,  dan  konsentrasi  mental  ini  juga
             telah  berkembang  secara  mandiri  dalam  kebudayaan  lain,
             seperti  akan  kita  lihat  nanti,  dan  tampaknya  menghasilkan
             pencerahan  serta  iluminasi  yang  telah  ditafsirkan  secara
             berbeda-beda,   namun    alamiah   bagi   kemanusiaan.
             Upanishads  mengklaim  bahwa  pengalaman  mengenai
             dimensi  baru  dari  diri  ini  merupakan  kekuatan  suci  yang
             sama  dengan  yang  melingkupi  seluruh  alam.  Prinsip  abadi
             yang ada dalam setiap individu disebut Atman: ini merupakan
             versi  baru  visi  holistik  paganisme  kuno,  penemuan  kembali
             dalam terma baru Satu Kehidupan yang ada di dalam dan di
             luar diri kita yang pada dasarnya bersifat sakral. Chandogya
             Upanishads  menjelaskan  hal  ini  melalui  analogi  tentang
             garam.  Seorang  pemuda  bernama  Sretaketu  telah
             mempelajari Weda selama dua belas tahun dan merasa telah
             cukup  menguasainya.  Ayahnya,  Uddalaka,  mengajukan
             sebuah  pertanyaan  yang  tak  bisa  dijawabnya.  Kemudian,
             ayahnya  mengajarkan  tentang  kebenaran  fundamental  yang
             sama  sekali  belum  diketahuinya.  Dia  memerintahkan
             anaknya untuk meletakkan sepotong garam di dalam air dan
             melaporkan hasilnya pada pagi hari berikutnya. Ketika sang
             ayah  memintanya  untuk  mengambil  garam  itu,  Sretaketu
             tidak  dapat  menemukannya  karena  garam  itu  telah  larut
             semuanya. Uddalaka mulai bertanya:

                   “Maukah  engkau  mencicipi  bagian  ini?  Seperti
                   apa rasanya?” katanya.
                   “Garam.”
                   “Cicipilah bagian tengahnya. Seperti apa?”
                   “Garam.”
                   “Cicipilah bagian ujungnya. Seperti apa?”



                            ~67~ (pustaka-indo)
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79