Page 83 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 83

http://pustaka-indo.blogspot.com
             mereka. Ide merupakan realitas stabil dan konstan yang bisa
             dipahami oleh kekuatan nalar, juga merupakan realitas yang
             lebih  utuh,  permanen,  dan  efektif  dibandingkan  dengan
             fenomena material yang lemah dan selalu berubah yang kita
             capai  lewat  indra.  Segala  yang  ada  di  dunia  ini  hanyalah
             pantulan, “bagian” atau “tiruan” dari bentuk-bentuk abadi di
             wilayah ilahi. Ada ide yang selalu bersesuaian dengan setiap
             konsepsi umum yang kita miliki, seperti Cinta, Keadilan, dan
             Keindahan. Akan tetapi, yang paling tinggi di antara semua
             bentuk adalah ide tentang Kebaikan. Dengan demikian, Plato
             telah  memberi  kerangka  filosofis  bagi  mitos  kuno  tentang
             dunia arketipal. Gagasannya tentang keabadian dapat dilihat
             sebagai versi rasional dari alam suci mitis, yang di dalamnya
             hal-hal  jasadiah  menjadi  bayang-bayang  semata.  Dia  tidak
             membahas  hakikat  Tuhan,  tetapi  membatasi  diri  pada  alam
             suci  bentuk-bentuk,  meski  terkadang  tampak  bahwa
             Keindahan atau Kebaikan ideal tidak mewakili suatu realitas
             puncak.  Plato  yakin  bahwa  alam  ilahiah  itu  statis  dan  tak
             berubah.  Orang  Yunani  memandang  gerak  dan  perubahan
             sebagai ciri realitas inferior: sesuatu yang memiliki identitas
             sejati  selalu  sama,  dicirikan  oleh  ketetapan  dan
             ketakberubahan.  Dengan  demikian,  gerak  yang  paling
             sempurna  adalah  gerak  melingkar  karena  ia  terus-menerus
             berputar  dan  kembali  ke  posisi  asalnya:  gerak  melingkar
             benda-benda  langit  meniru  gerakan  alam  ilahiah  dengan
             sebaik  mungkin.  Citra  statis  alam  ilahiah  ini  akan
             berpengaruh  sangat  besar  terhadap  orang  Yahudi,  Kristen,
             dan Muslim, walaupun hal itu sangat berbeda dengan Tuhan
             pemberi  wahyu,  yang  selalu  aktif,  inovatif  dan,  di  dalam
             Alkitab,  bahkan  berubah  pikiran  ketika  dia  menyesal  telah
             menciptakan  manusia  dan  memutuskan  untuk  memunahkan
             ras manusia dalam peristiwa Air Bah.

             Ada  aspek  mistik  Plato  yang  sangat  menyenangkan  hati




                            ~76~ (pustaka-indo)
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88