Page 104 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 104
dikan kita mampu bersaing di pasaran kerja global karena telah
menguasai bahasa Inggris dan teknologi informasi.
Jadi, tanpa disadari, Kurikulum Berbasis Kompetensi telah
melahirkan bentuk penyeragaman sekaligus sentralisme baru
melalui proses kolonialisasi bahasa asing, utamanya Bahasa
Inggris dan teknologi komputer. Manusia yang multidimensi
dan kehidupan berbangsa yang sedemikian kompleks itu diseder-
hanakan kebutuhannya dalam bentuk kemampuan berbahasa
Inggris dan penguasaan teknologi informasi saja. Kebutuhan
menjalani kehidupan yang lebih holistik (menyeluruh) yang men-
cakup bidang-bidang seni, sastra, budaya, membangun relasi
di tingkat lokal, melakukan kerja-kerja di sektor pertanian, per-
ikanan, perairan, kerajinan, dan sebagainya, tidak pernah di-
hitung, apalagi diakomodasi sebagai hal yang memang perlu
diberikan di sekolah. Padahal kenyataannya, hidup ini sangat
beragam, bervariasi, seperti yang dikatakan oleh iklan permen
anak-anak "Aku ingin dunia seribu warna dan sejuta rasa". Bila
yang terjadi di lapangan, KBK hanya membuat dua rasa, yaitu
rasa Bahasa Inggris dan Komputer saja, maka sebetulnya konsep
KBK telah mereduksi kehidupan manusia menjadi sangat instru-
mentalis, bukan sebagai manusia yang merdeka dan otonom.
Para konseptor dan penentu kebijakan di Departemen Pen-
didikan Nasional tampaknya tidak menyadari kesalahan fatal
ini. Terbukti, sampai sekarang tidak ada otokritik terhadap pe-
laksanaan KBK di lapangan. Atau bahkan merekalah yang men-
dorong terjadinya distorsi pemahaman KBK tersebut. I Ial itu
juga tercermin dari kebijakan lain yang secara tak langsung men-
dukung penyederhanaan proses pendidikan ke dalam pengua-
saan Bahasa Inggris dan komputer, yaitu dengan munculnya
Pasal 50 ayat 3 UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang mengamanatkan agar setiap daerah menyeleng-
garakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada se-
mua jenjang pendidikan, untuk dikembangkan menjadi satuan
pendidikan yang bertaraf internasional. Apa yang membedakan
pendidikan yang bertaraf nasional dengan internasional adalah