Page 128 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 128

yaitu  melakukan  pengawasan    internal  sekolah agar di  lingkungan
              sekolah  tidak  tumbuh   benih-benih    kekritisan,  baik  dari  guru
              maupun   muridnya.   Semua   diusahakan   dalam  kondisi  terkendali
              oleh  rezim  yang  berkuasa.
                   Hadirnya    institusi  pengawas   itu  berangkat  dari  asumsi
              keliru,  bahwa  guru  merupakan     mahkluk ahat    yang   perlu  di-
                                                            j
              awasi,  karena  mereka  bisa  menyebarkan   virus  kekritisan  kepada
              murid,  dan  bila  virus  kekritisan  itu  sudah  tersebar  secara  mas-
              sif,  hal  itu  akan  membahayakan  penguasa.  Karena   guru  dipan-
              dang sebagai  makhluk yang    membahayakan,     maka  tempatkanlah
              orang-orang   yang   bisa  mengawasi    para  guru.  Pengawas     itu
              umumnya     berasal  dari  para  kepala  sekolah  yang   dipandang
              sudah  senior  dan  berprestasi.  Karena   dinilai  senior  dan  ber-
              prestasi,  mereka  dipandang   memiliki  otoritas  tinggi  untuk  me-
              ngendalikan sikap   kritis guru,  dan  kenyataannya  betul  demikian.
              Para  pengawas   itu  dengan  otoritasnya  mampu    membuat    guru
              takut  tidak  berkutik.
                   Kekuatan   pengawas    yang  begitu  besar  justru  terlihat  pada
              sekolah-sekolah    swasta,  baik  di  hadapan   pengelola   sekolah
              (yayasan)   maupun    guru.  Di  mata  pengelola   sekolah   swasta,
              pengawas   itulah  yang dianggap menentukan     sekali  nasib sekolah
              atau  perubahan  status sekolah  dari status Terdaftar,  Diakui,  sam-
              pai  menjadi  Disamakan,   atau  sebaliknya  dari  status  Disamakan
              turun  menjadi  Terdaftar.  Status  itu  penting  bagi  sekolah-sekolah
              swasta  pada  saat  itu,  karena  banyak  sedikitnya  murid  yang  ma-
              suk  ke  sana  sangat  tergantung   pada  tinggi  rendahnya   status
              sekolah.  Sekolah-sekolah  swasta  dengan   status  Disamakan  akan
              memperoleh     animo   lebih  banyak   bila  dibandingkan    dengan
              sekolah  swasta  dengan    status  Diakui  atau  Terdaftar.  Dengan
              kata  lain,  status  itu  identik  dengan  nasib  mereka.

                   Para  pengawas   mengetahui   persis  psikologi  para  pengelola
              sekolah  swasta.  Tapi  justru  karena  mereka   mengetahui    betul
              psikologi  para  pengelola  sekolah   swasta  yang  merasa   kurang
              aman   setiap  didatangi  oleh  pengawas   itulah,  yang  kemudian
              dimainkan   untuk  memperoleh     keuntungan    finansial.
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133