Page 130 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 130

kreativitas guru  maupun sekolah,   terlebih  bila  pengawas  itu  tidak
              memiliki  pemikiran   yang  terbuka.
                   Sejak  Orde  Baru  masih  kuat,  penulis  sudah  sering  menggu-
              gat  keberadaan   institusi  pengawas/penilik    itu  karena  sering
              menjadi   momok    bagi  para  guru  negeri/swasta    maupun    para
              pengelola  sekolah-sekolah   swasta. arang   sekali  pengawas  yang
                                                   J
              mengawasi    proses  pembelajaran   di  kelas  dan  bisa  memberikan
              solusi  atas  penilaiannya  terhadap   proses  pembelajaran    yang
              diberikan  oleh  guru.  Cara  kerja  pengawas/penilik    itu  sangat
              administratif,  hanya  berdasarkan  pada  administrasi  tertulis  baik
              yang  dibuat  oleh  guru   maupun    sekolah  secara  institusional.
              Padahal,  keduanya    tidak  memiliki  korelasi  yang  positif,  sebab
              ketertiban  administrasi  dapat  dilakukan  oleh  orang  lain  dengan
              cara  membayar.  Tapi  keprofesionalan   dalam  mengajar  tidak  bisa
              tergantikan  oleh  orang  lain.  Dan  keprofesionalan  mengajar   itu
              jauh  lebih  penting  dalam  upaya  meningkatkan  mutu  pendidikan
              dibanding dengan    kepatuhan  administratif  yang  harus dilakukan
              oleh guru.  Lagi  pula,  bila waktu  guru habis untuk urusan-urusan
              administratif,  maka    kesempatan    belajarnya   pun   berkurang.
              Kecenderungan      pengawas    yang   hanya   bekerja  berdasarkan
              petunjuk  pelaksaan  dan  petunjuk  teknis sering  tidak  akomodatif
              terhadap  adanya   kreativitas  dan  inovasi  dari  para  guru.

                   Tuntutan   pembubaran    insitusi  pengawasan   sejalan  dengan
              konsep  otonomi   guru.  Bagaimana    mungkin   guru   bisa  otonomi
              bila  diawasi  terus,  ibarat  hidup  dalam  rumah  kaca  seperti  yang
              dilukiskan   oleh  sastrawan  Pramoedya     Ananta   Toer?   "Orang
              yang  diawasi   cenderung   pasif  karena  takut  salah  mengambil
              tindakan.  Bahaya  besar bagi  suatu  pemerintah  yang  berdasarkan
              paksaan adalah   lama  kelamaan  rakyat akan  menjadi  terbiasa akan
              suatau  keadaan    paksaan,  sehingga    akhirnya   menghilangkan
              kemampuan     berpikir dan  kemauan sendiri.  Bahkan saat kebebas-
              an  itu  diberikan  pun,  mereka  tidak  tahu  lagi  apa  yang  harus
              dilakukan,"   kata  John  Dewey.

                   Bila  insitusi  pengawas/penilik    itu  tetap  dipertahankan
              dengan  argumen   apa  pun,  maka angan sekali-sekali   percaya  ada
                                                 j
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135