Page 136 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 136
Meskipun demikian, bila harus mengambil prioritas maka
pilihan pertama adalah pada guru-guru di sekolah swasta kecil,
baik di desa maupun di kota maupun guru honorer di sekolah
negeri. Sekolah-sekolah swasta kecil itu —yang umlahnya men-
j
s
capai sekitar 92% dari total sekolah wasta di Indonesia —selain
secara objektif mengalami keterbatasan dana, gerakan mereka
masih murni untuk mencerdaskan masyarakat yang tidak punya.
Demikian pula, para guru honorer di sekolah-sekolah negeri.
Selain mau berjuang, mereka juga menghadapi kesenjangan sosial
dengan guru-guru negeri. Pada sekolah-sekolah swasta kaya,
pemerintah bisa menekan yayasan agar meningkatkan kesejah-
teraan gurunya. Jadi, dana yang ada tidak hanya untuk pengem-
bangan fisik atau sesuatu yang glamor saja, tapi tak kalah pen-
tingnya adalah untuk kesejahteraan guru. Guru sebetulnya meru-
pakan garda depan bagi keberlangsungan proses pendidikan di
sekolah-sekolah swasta. Guru-guru yang baik dan profesional
akan mampu menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk mema-
suki sekolah tersebut. Sebaliknya, guru yang asal-asalan dan
sering terjadi pergantian karena kontraknya hanya setahun se-
kali, akan menjadi iklan buruk bagi sekolah tersebut.
Tanggung awab pada sekolah-sekolah swasta besar itu juga
j
harus dibebankan kepada masyarakat yang menyekolahkan
anaknya di sekolah itu. Banyak orang tua yang ketika bernego-
siasi untuk memasukkan anaknya hanya memakai sandal jepit,
baju murah, dan memakai kendaraan umum agar dikenai biaya
murah, tapi setelah anaknya masuk ternyata antarjemput sekolah
dengan berganti-ganti mobil (mewah), liburan ke luar negeri,
dan perayaan ulang tahun di hotel berbintang. Terhadap orang-
orang yang memiliki mentalitas tidak bertanggung awab itu,
j
yayasan perlu bertindak keras dengan memberikan sanksi denda
besar. Orang-orang kaya itu wajib turut menanggung biaya pen-
didikan yang baik bagi anaknya sendiri agar para guru tidak
dieksploitasi. Mentalitas cari enaknya sendiri dengan cara menye-
kolahkan anak di sekolah-sekolah swasta besar, tapi dengan
kemauan membayar rendah, saatnya dikikis habis.