Page 20 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 20
ngah, hingga perguruan tinggi. Semua itu jelas merupakan
kebutuhan strategis yang harus dipenuhi. Oleh sebab itu, dalam
perencanaannya, hal-hal tersebut perlu memperoleh prioritas.
Tetapi bahwa semua sekolah (negeri) harus mendapat jatah yang
sama untuk alat musik (organ), proyektor, atau komputer, jelas
itu hanya keinginan belaka. Keinginan belum tentu cocok dengan
kebutuhan di lapangan, karena kondisi geografis dan infrastruk-
tur di lapangan memang tidak menunjang untuk terpenuhinya
keinginan tersebut. Dengan demikian, bila keinginan itu dijadi-
kan program, maka sangat mungkin akan terjadi pemborosan
anggaran pendidikan. Kita semua percaya bahwa era teknologi
informasi dan informatika telah datang, tapi belum menjangkau
seluruh wilayah Indonesia karena adanya berbagai hambatan
teknis itu. Tapi bila kemudian memaksakan kepada semua seko-
lah untuk menerima bantuan alat-alat tersebut tanpa melihat
kondisi di lapangan, itu perbuatan yang naif. Mungkin untuk
daerah-daerah perkotaan atau yang telah tersedia jaringan listrik,
semua peralatan itu amat bermanfaat. Tapi untuk daerah-daerah
terisolasi dan belum ada aliran listriknya, bantuan semacam itu
merupakan kemubaziran saja.
Tuntutan adanya kemampuan merencanakan itu juga
berkaitan dengan keluhan yang sering disampaikan oleh para
pengelola sekolah-sekolah swasta. Mereka merasa sering didis-
kriminasi oleh pemerintah. Pemerintah cenderung memberikan
bantuan kepada sekolah-sekolah negeri saja, termasuk sekolah-
sekolah negeri yang sudah maju. Bahkan ironisnya, sekolah-
sekolah negeri yang sudah maju itu selalu kelebihan fasilitas,
karena setiap kali ada bantuan dari pemerintah mereka pasti
mendapatkan jatah pertama kali, sementara sekolah-sekolah
swasta, terlebih sekolah-sekolah swasta kecil di pinggiran kota
atau pedesaan, malah tidak pernah tersentuh bantuan sama
sekali. Jangankan memperoleh bantuan, masuk hitungan peng-
ambil kebijakan pun belum tentu. Para pengambil kebijakan di
lingkungan pendidikan itu umumnya berasal dari profesi guru.
Setelah mengalami proses menjadi kepala sekolah, pengawas,