Page 251 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 251
depan bangsa dan beban ekonomi masyarakat, sehingga
buku untuk satu tingkatan dicetak 2-3 kali dalam satu tahun.
Akibatnya, dalam satu jenjang pendidikan, satu anak harus
ganti dua buku (dalam sistem semester) atau tiga buku (dalam
sistem catur wulan), khusus untuk satu mata pelajaran saja.
Hal itu menyebabkan beban biaya yang dipikul oleh orang
tua makin besar.
3. Buku-buku pelajaran sekarang sulit untuk diwariskan kepada
adik-adik kelas, karena model penyusunannya dibuat ber-
beda-beda meskipun substansinya ama. Hal itu semata-mata
s
agar setiap murid baru di jenjang tertentu membeli buku baru.
Dengan sendirinya, buku-buku pelajaran itu juga memper-
bodoh masyarakat karena pelajar yang lebih tua belum tentu
dapat mengajari belajar kepada adiknya, karena bahasanya
s
sudah lain untuk materi yang ama dengan yang pernah dipe-
lajarinya dulu.
Peranan industri penerbitan buku pelajaran dalam merusak
sistem berpikir masyarakat itu sampai sekarang belum pernah
mendapat perlawanan berarti, termasuk dari kalangan terdidik.
Grundelan (keluh kesah) masyarakat terdidik baru disampaikan
secara sporadis dan belum mampu menjadi gerakan yang mas-
sif. Semua itu menandakan dua hal. Pertama, sesuatu itu dianggap
benar kalau oleh umum tidak pernah dipersoalkan (argumentum
adpopulum). Kedua, kuatnya pengaruh industri penerbitan dalam
menyihir kesadaran masyarakat, sehingga masyarakat tidak kri-
tis lagi. Iklan dalam media massa selalu mempunyai kekuatan
menyihir kesadaran kritis kita untuk membeli. Dalam bisnis buku
pelajaran, iklan yang paling efektif itu diperankan oleh guru.
Guru memiliki kekuatan koersif terhadap murid untuk membeli
buku-buku terbitan penerbit tertentu dengan cara, misalnya,
membuat soal atau latihan dari buku-buku tersebut, tanpa dipe-
dulikan apakah kualitas buku tersebut bagus atau tidak.
Krisis ekonomi yang kemudian meluas menjadi multikrisis
semula saya harapkan akan menjadi momentum yang tepat bagi
pengelola pendidikan untuk melakukan refleksi sekaligus penin-