Page 255 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 255

2.  Kemiskinan       sebagai   Pintu    Masuk

                    Bila  diperhatikan  secara  cermat,  mekanisme    kerja  kapital
               dalam   merambah     sektor  pendidikan   formal  itu  sangat  halus,
               tidak  kentara,  sehingga  tidak  pernah  kita  sadari.  Ia  masuk  mela-
               lui  lubang-lubang   kecil  yang  menjadi   titik  lemah  bangsa  ini,
               sehingga   lama-kelamaan     melumpuhkan      kesadaran   kritis  kita
               sebagai  bangsa.

                    Titik  lemah  bangsa  ini  25  tahun  silam  adalah  kemiskinan.
               Kemiskinan    bangsa  ini,  yang  salah  satunya  tercermin  pada  ren-
               dahnya   gaji  guru,  telah  menjadi  titik  masuk  paling  mudah  bagi
               kapital  ke  sektor  pendidikan   formal  dan  menggurita    sampai
                          I
               sekarang. ming-iming untuk      mendapatkan    komisi  yang  nilainya
               menurut   orang  kampung    saya  tidak  misro  (seberapa),  telah  men-
               jadikan  profesi  guru  sebagai  broker  dari  industri  wisata,  industri
               penerbitan,  industri  tekstil,  industri  sepatu,  industri  asuransi,
               dan  sebagainya.   Seperti  kehidupan   para  calo  umumnya     yang
               tidak  pernah  kaya  dari  uang hasil  kutipannya  dan  telah  membuat
               orang  lain  (para  penumpang  maupun sopir)   menderita, demikian
               pula  posisi  ekonomi  guru  tidak  pernah  kaya  dengan   bertindak
               sebagai  broker  industri.  Tapi  peran  broker-nya  itu  membuat  pen-
               didikan   bangsa  ini  menjadi  rusak   dan  profesi  guru  menjadi
               turun.


                    Peran  guru   sebagai  broker  juga  telah  mereduksi  fungsinya
               sebagai   pendidik   yang  seharusnya    mencerdaskan,     membuat
               kritis,  dan  mendewasakan   murid.  Dengan   berperan   sebagai  bro-
               ker  produk  industri,  guru  sendiri  menjadi  tidak  kritis  terhadap
               segala  bentuk  penyimpangan     yang  terjadi  dalam  dunia  pendi-
               dikan  nasional.  Bahkan,  ketika  pendidikan  itu  telah  berubah  men-
                    l
               jadi embaga   kursus  untuk  menyediakan    kebutuhan   tenaga  kerja
               bagi  kebutuhan   industri  pun,  para  guru  tidak  pernah  meratapi-
               nya.  Bahkan  mereka   amat  girang,  karena  dengan  demikian  pen-
               didikannya   dinilai  berhasil.
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260