Page 266 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 266

Sejak  itu,  keterlibatan  universitas  dalam  dunia  politik  tidak
              bisa  dihindarkan  lagi,  baik  secara  diam-diam  oleh  para  maha-
              siswa  atau  profesor,  maupun  mendapat   persetujuan secara  resmi
              dari  universitas  dalam  bentuk   pernyataan    terbuka  mengenai
              sikap  terhadap  suatu  masalah   yang  sedang   terjadi.  Sejak  saat
              itu  pula,  kegiatan  politik  para  mahasiswa  pada  1960-an dan  1970-
              an  barangkali  juga  lebih  berapi-api  dan  lebih  ekstensif  daripada
              yang udah-sudah,     dan  para  mahasiswa  yang  secara  politis  aktif
                    s
              itu  mengajukan   semakin  banyak   tuntutan  politis  kepada  dosen
              mereka   (Edward   Shils,  1993:  36-37).

                   Berdasarkan   sejarah  singkat  mengenai  sejarah  perkembang-
              an  universitas-universitas  di  atas, jelas  bahwa selalu  ada dinami-
              ka  yang  terus  berkembang    di  internal  universitas  itu  sendiri.
              Dari  waktu  ke  waktu,  selalu  muncul  penafsiran-penafsiran  baru
              mengenai   peran  universitas  dalam  merespons   persoalan  di  ma-
              syarakat,  sesuai  dengan  semangat   zamannya.

                   Indonesia  sebagai  negara   yang  mengenal   tradisi  universi-
              tas  baru  pada  paro  abad  ke-20  dengan  berdirinya  Universitas
              Gadjah  Mada   (dikenal  sebagai  universitas  tertua  di  negeri  ini),
              tak  lepas  dari  dinamika  atau  pergulatan  internal  tersebut  untuk
              mendapatkan     peran  yang   pas  di  masyarakat.   Pergulatan   itu
              sampai  sekarang  belum   usai,  masih  terus  berlangsung.  Pada  ta-
              hap  awal  pertumbuhannya,    universitas-universitas  di  Indonesia
              dapat  dikatakan   mengikuti   pola  pertama,  yaitu  ingin  mencari
              kebenaran   demi  kebenaran    itu  sendiri.  Maka  fakultas-fakultas
              yang  dibuka  pada  waktu   itu  adalah  fakultas-fakultas  yang  me-
              ngembangkan    ilmu-ilmu   humaniora   (Sastra  dan  Budaya,  Filsafat,
              Psikologi),  Matematika,  Fisika  dan  Kimia  murni,  hukum,   serta
              kedokteran.   Fakultas  Teknik,  Pertanian,  Kehutanan,   dan  ilmu-
              ilmu  terapan  lainnya  baru  dibuka  belakangan,  setelah  universi-
              tas  menjadi  agak  dewasa.
                   Tetapi  sejak  akhir  1970-an  hingga  sekarang,  perkembangan
              universitas-universitas  di  Indonesia  cenderung   mengikuti   pola
              ketiga, yaitu  menempatkan bidang    teknik atau  ilmu-ilmu  terapan





              266
   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271