Page 268 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 268
Lembaga Riset
Kembali pada sejarah, perkembangan universitas di negeri
Barat tumbuh dari tradisi budaya negara mereka sendiri, dan
berusaha menemukan kebenaran melalui suatu pengkajian atas
budaya tradisional mereka sendiri. Dalam arti ini, universitas
merupakan salah satu landasan tempat budaya indigenous (pri-
bumi) dibangun, dan para endekiawan yang dihasilkannya sela-
c
lu memperkaya warisan nasional melalui usaha akademis mereka.
Sedangkan di epang, Universitas Tokyo, yang dikenal sebagai
J
salah satu lembaga pendidikan terbaik di Jepang, lahir dan ber-
kembang dari sebuah biro terjemahan. Penerjemahan, di lain
pihak, walaupun sampai tingkat tertentu mencerminkan peng-
adopsian kebudayaan asing, juga dimanfaatkan untuk menuang-
kan tradisi setempat. Dalam hal ini, penerjemahan mengharuskan
suatu proses penyaringan yang berakhir dengan dipilihnya tema
yang paling cocok (Michio Nagai, ibiii, 237-238).
Universitas-universitas di Indonesia lahir dari puing-puing
reruntuhan masa kolonial dan bertujuan menumbuhkan keper-
cayaan diri sebagai bangsa yang merdeka sekaligus membangun
karakter bangsa. Oleh sebab itu, bidang-bidang yang secara lang-
sung terkait dengan pembentukan karakter bangsa sangat
ditekankan, dan universitas pun kemudian berkembang menjadi
pusat studi masyarakat. Namun, di tengah perjalanan, terjadi
perubahan politik yang sangat dahsyat (1965-1966), yang kemu-
dian turut mempengaruhi atau bahkan membentuk karakter baru
universitas. Universitas-universitas yang lahir kemudian diran-
cang untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terdidik yang
mampu bekerja di kantor-kantor pemerintahan maupun industri-
industri yang sedang tumbuh. Dalam perkembangan baru itu,
identitas atau karakter universitas tidak dibentuk melalui kajian-
kajian atau riset-riset yang dihasilkannya, tapi melalui besaran
lulusan yang dapat diserap oleh pasar tenaga kerja. Pada per-
kembangannya sekarang, ketika tidak emua lulusan perguruan
s
tinggi terserap oleh pasar tenaga kerja, banyak universitas yang
mengalami disorientasi.
268