Page 273 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 273

nya  universitas  di  Indonesia,  PTN  maupun   PTS,  yang  memiliki
               identitas  diri  cukup  kuat,  misalnya  sebagai  "universitas  riset"
               atau  "universitas  kota"  atau  "universitas  ndeso",  dan  sebagainya.
               Identitas diri  merupakan  hal  yang  penting  dipikirkan  perwujud-
               annya   di  tengah  keragaman     lembaga   pendidikan    yang  ada.
               Sebab,  dengan  identitas diri  yang jelas,  orang secara  mudah akan
               mengenali    sebuah   universitas  di  tengah  begitu  beragamnya
               lembaga   pendidikan    di  suatu  kota.  Sebuah  universitas   yang
               memiliki  identitas  diri  cukup  kuat  tidak  akan  anut grubyuk  (meng-
               ikuti  arus  saja),  melainkan  akan  berjalan  lurus  berdasarkan  lan-
               dasan  yang  telah  mereka  bangun   dan  berorientasi  pada  tujuan
               yang  telah  ditetapkan.  Dengan  demikian,  dalam   pengembangan
               program-program     studinya,  universitas  tersebut  tidak  akan  ter-
               pengaruh   oleh  kecenderungan     pasar  (tenaga  kerja)  yang  ada,
               melainkan   akan  mendasarkan    pada  visi  dan  kapasitas  lembaga.

                    Sebuah   perguruan    tinggi  atau  universitas  yang  suka  anut
               grubyuk,  selamanya  tidak  akan  menemukan    identitas  diri,  karena
               identitasnya  dibangun   hanya   berdasarkan   kemauan    pasar  saja.
               Bila  pasar banyak  membutuhkan    ilmu-ilmu   terapan,  maka  semua
               akan beramai-ramai    membuka    ilmu-ilmu terapan.  Tapi  bila  pasar
                                                        s
               sudah  tidak  membutuhkan    lagi,  maka emua   ramai-ramai   menu-
               tupnya.  Kasus  perubahan   IKIP menjadi  universitas dapat menjadi
               pelajaran  berharga  bagi  para  pengelola  perguruan   tinggi.  Pada
               dekade 1970-an hingga    1980-an  ketika  lulusan  IKIP  banyak dibu-
               tuhkan,  semua   beramai-ramai    membuka     IKIP.  Begitu  serapan
               lulusan  IKIP  berkurang,  semua  ramai-ramai   menutup    IKIP.  Hal
               yang  sama   akan  berlaku  pada   bidang  studi  yang  diajarkan  di
               universitas.  Karena  bidang-bidang    teknis  atau  terapan  sedang
               laris,  maka  semua  membuka     program   studi  yang  sama;  tidak
               pernah   dipikirkan  diversifikasi  program  studi.  Anut  grubyuk  itu
               tidak  akan  terjadi  bila  universitas  itu  memiliki  identitas  yang
               jelas  dan  kuat.


                    Peringatan   Edward   Shils  (1993:  134)  saya  kira  penting  di-
               renungkan.   Menurutnya,    usaha  mempelajari   keterampilan-kete-
               rampilan   teknis  memang    penting  bagi  masyarakat.  Bila  on  tiie




                                                                                 273
   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278