Page 272 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 272
pasar). Mana yang ramai diperlukan pasar (tenaga kerja), itulah
yang dikembangkan. Bila yang sedang ngetrend adalah ilmu infor-
matika, psikologi, atau komunikasi, maka semua ramai-ramai
membuka program baru untuk pengembangan ilmu-ilmu terse-
but. Akibatnya, selain tidak memunculkan keragaman program
studi, pada saat itu juga timbul inflasi sarjana pada bidang yang
sama, tetapi amat kekurangan sarjana dalam bidang yang lain.
Sedikit sekali perguruan tinggi yang mengembangkan program
studi didasarkan pada kapasitas kelembagaan atau kondisi
lokalitas, atau asal mahasiswa di perguruan tinggi yang bersang-
kutan. Kebanyakan program studi dikembangkan berdasarkan
keinginan saja, bukan kebutuhan. Sebagai contoh, di universi-
tas-universitas di Indonesia bagian Timur mungkin lebih cocok
d i k e m b a n g k a n p r o g r a m studi p e r i k a n a n , kelautan, dan
tambang; di Sumatra dan Kalimantan cocok dikembangkan prog-
ram studi pertanian, perkebunan, dan kehutanan, sedangkan
informatika dan komunikasi cocok dikembangkan di awa yang
J
infrastruktur fisiknya cukup lengkap. Tapi ironisnya, program-
program studi tersebut justru menumpuk di Jawa. Akibatnya,
meskipun Aceh, Riau, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua memiliki
sumber-sumber tambang, tapi teknisi-teknisi eksplorasinya
J
didatangkan dari awa sehingga hasilnya juga diusung ke awa.
J
Boleh saja perguruan tinggi di Jawa mengembangkan bidang-
bidang seperti tambang, perminyakan, geologi, kelautan, dan
kehutanan kalau memang mayoritas mahasiswanya memang
berasal dari daerah-daerah yang memiliki sumber daya alam
yang terkait dengan bidang-bidang ilmu tersebut. Bila tidak,
akhirnya perguruan tinggi di Jawa hanya melahirkan koloni-
koloni baru melalui penguasaan ilmu dan teknologi.
Krisis Identitas
Kecenderungan perguruan tinggi-perguruan tinggi di
Indonesia yang latah dalam pengembangan program-program
studi, selain disebabkan oleh dorongan bisnis yang sangat kuat,
juga akibat dari krisis identitas. Sedikit perguruan tinggi, utama-
272