Page 276 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 276

kualitas  pribadi  tangguh,  yang  akan  jadi  modal  mereka  dalam
              keadaan-keadaan     yang   bahkan   sekarang   pun  tidak  bisa  kita
              ramalkan.  Masyarakat    bukan  hanya   butuh  keahlian  teknis  saja,
              tetapi  juga  tergantung  pada  banyak jenis  keahlian,  banyak  jenis
              pemahaman    yang  kompleks,   banyak orang   yang  pandangan    dan
              penilaiannya  mendalam,    sehubungan    dengan   berbagai  masalah
              yang  dihadapi  dunia   kita.
                   Peringatan   John  W.Gardner    itu  menyiratkan   pentingnya
              keragaman   pengetahuan    atau  kompetensi   yang  perlu  diajarkan
              kepada   para  mahasiswa     di  perguruan    tinggi  di  Indonesia.
              Dikhawatirkan,     kalau  para  mahasiswa     di  universitas  amat
              ditekankan   pada  kemampuan     teknis  belaka,  maka  adanya  per-
              ubahan  prosedur   pada  tingkat  teknis  akan  menyulitkan  mereka.
              Ambillah   contoh  sederhana.  Dulu,  voltase  listrik  110,  sekarang
              tiba-tiba  berubah  menjadi  220.  Atau  program   komputer,    dulu
              kita  kenal  program  WS,  VVP,  CVV,  Lotus,  dan  sebagainya.  Tapi
              sekarang,  program-program     itu  tidak  kita  kenali  lagi.  Teramat
              sayang  bila  bidang-bidang   teknis  itu  diajarkan  di  universitas,
              padahal  adaptasi  untuk   penguasaan   perubahan    program-prog-
              ram  tersebut  dapat  dilakukan  secara  cepat  di  lembaga-lembaga
              kursus  atau  on  the  job  training.  Kalau  kompetensi  semacam  itu
              dirasa  penting  untuk  diberikan  kepada   para  mahasiswa,   maka
              statusnya  bukan   menjadi  program   studi,  tapi  semacam  ekstra-
              kurikuler,  sehingga  tanda  tamatnya   bukan  berupa   nilai  angka,
              melainkan   sertifikat  yang  menerangkan   bahwa   mahasiswa    ter-
              sebut  telah  mengikuti  program   kompetensi   tersebut.


                   Kasus  lain,  kita  dapat  belajar dari  para  lulusan  SMK urusan
                                                                          j
              menjahit. Selama  tiga  tahun  mereka  bersekolah di MK,   diajarkan
                                                                  S
              keterampilan   teknis  mengukur,   memotong,    dan  menjahit.  Tapi
              setelah  lulus, ternyata  pengetahuan  yang  mereka  miliki  itu  tidak
              dapat  dipergunakan    secara  langsung,  karena  ternyata  cara  me-
              motong   dan  menjahit  yang diajarkan  di  bangku  sekolah  itu  sete-
              lah  dipraktikkan hasilnya  tidak  enak  dipakai.  Untuk  bisa  memo-
              tong  dan  menjahit  yang  enak  dipakai,  lulusan  SMK  itu  terpaksa
              harus kursus di  sekolah  menjahit yang profesional  atau  menjalani




              276
   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281