Page 271 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 271
guruan tinggi yang statusnya "terlihat" (kita tahu bahwa ada
j
universitas bernama X, setelah tahu langsung kampusnya) uga
mempunyai Program Pascasarjana. Kehadiran perguruan tinggi
semacam itu tidak akan memberikan kontribusi positif bagi per-
ubahan sosial yang lebih baik. Sebaliknya justru turut membebani
masalah-masalah sosial, berupa ledakan pengangguran tenaga
terdidik.
Perguruan tinggi-perguruan tinggi semacam itu sesung-
guhnya tidak sedang menjalankan misi pengembangan ilmu
pengetahuan, melainkan komodifikasi ilmu pengetahuan untuk
tujuan-tujuan pragmatis. Implikasi etisnya, ilmu pengetahuan di-
keteng-keteng menjadi pecahan SKS, dan setiap SKS memiliki
harganya sendiri dan orang yang memerlukan harus membayar
s
S
berdasarkan jumlah KS. Bila satu SKS eharga Rp 20.000,- misal-
nya, dan Anda ingin memperoleh pengetahuan sebanyak pecahan
20 SKS, maka Anda harus m e m b a y a r Rp 20.000 x 20 = Rp
400,000,-. Kalau Anda tidak mampu membayar sejumlah itu,
jangan ambil 20 SKS, meskipun waktu dan energi Anda memung-
kinkan untuk ambil 20 SKS. Jadi jelas bahwa ide awal pendirian
sebuah universitas untuk pengembangan ilmu pengetahuan itu
sudah mati dan digantikan oleh peran komodifikasi ilmu penge-
s
tahuan. Karena ide awal pendirian universitas udah mati, maka
kebenaran menurut universitas ekarang tidak didasarkan pada
s
hasil-hasil penyelidikan secara ilmiah dan sistematik, tetapi pada
sejumlah uang yang mampu dibayarkan oleh para mahasiswa.
Sebuah perguruan tinggi yang masih memegang teguh ide awal-
nya, akan mengembangkan prinsip subsidiaritas, sehingga siapa
pun dapat mengakses pendidikan di sana tanpa mendapat ham-
batan soal pembiayaan, seperti yang ditemui di Sekolah Tinggi
Filsafat Driyarkara, uang sekolah bisa dicicil sesuai dengan ke-
mampuan mahasiswa.
Kecenderungan melakukan komodifikasi ilmu pengetahuan
itu juga terlihat dalam pembukaan/pengembangan program-
program studi. Pembukaan/pengembangan program-program
studi hanya didasarkan pada angon pasar (melihat perkembangan
271