Page 277 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 277

latihan  sambil   kerja.  Kalau  begitu  alangkah    sia-sia  mereka
               membuang     waktu   selama   tiga  tahun.  Seandainya  saja  selama
               tiga  tahun  di  S M K  itu,  mereka  lebih  banyak  diperkenalkan
               dengan   perkembangan     model   dunia  atau  pengenalan   kebuda-
               yaan  bangsa-bangsa   di  dunia  yang  terkait  dengan  dunia  model,
               lalu  keterampilan  memotong     dan  menjahitnya   mereka   pelajari
               di  kursus-kursus  menjahit  professional,  maka  hasilnya  mungkin
               mereka   akan  menjadi   perancang-perancang     terkemuka,   bukan
               sekadar   tukang  jahit.

                    Bila  para  mahasiswa  telah  cukup  dibekali  dengan  pengeta-
               huan-pengetahuan      dasar  dan  fundamental     yang  kuat,  maka
               mereka   secara  mudah  mampu     menyerap   pengetahuan-pengeta-
                                                l
               huan  teknis yang  diajarkan  di embaga-lembaga     kursus.  Bahkan
               dengan   melihat  saja,  mereka  mampu   mempraktikkannya.     Sama
               ibaratnya  kalau  orang  menguasasi    cara  bekerjanya  mesin   oto-
               motif,  maka  mereka  dapat belajar menyetir secara  mudah. Tetapi
               bila  mereka  hanya  belajar  menyetir  saja,  maka  ketika  ada  keru-
               sakan  pada mesin otomotifnya belum     tentu  mampu  memperbaiki.
                              s
                                                         s
               Dalam   analog emacam     ini, universitas eharusnya   mengajarkan
               prosedur   kerja  mesin  otomotif,  bukan  mengajarinya    menyetir.
               Sayangnya,   cara  bernalar  yang  baik,  sistem  berpikir  yang  siste-
               matis  dan  metodis  justru  tidak  diajarkan  di  perguruan  tinggi  di
               Indonesia.   Padahal,  metode-metode      semacam    itu  yang  akan
               membantu    para  lulusan  perguruan   tinggi  memiliki  kompetensi
               yang  beragam,   tidak  hanya  satu  dimensi  saja.

                    Pertanyaan   yang  selalu  ingin  dijawab  oleh  para  pengelola
               universitas adalah:  bagaimana   dengan jutaan anak   muda   lulusan
               perguruan   tinggi  yang  menganggur?

                    Pertanyaan   itu  logis,  tapi awabannya   tidak  dapat  ditum-
                                                 j
               pukan   pada  pilihan  program  studi  yang  dikembangkan,   melain-
               kan  pada  sistem  pengajaran   di  universitas  yang  tidak  meman-
               dirikan  mahasiswa, selain juga  pada faktor eksternal  (sosial,  poli-
               tik,  budaya,  dan  agama)  yang  cukup  dominan.
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282