Page 304 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 304

mengapa    harus  melakukan   reformasi   dengan  membuat    konsep
               baru  yang mahal  dan  memakan waktu?     Bukankah   lebih  baik  kem-
                                               s
               bali  memakai  pedoman    yang udah    ada  dan  terbukti  lebih  baik?
                    Reformasi    pendidikan   bukanlah   sebuah   proyek   uji  coba
               yang  menempatkan     masyarakat   sebagai  kelinci  percobaan,  tapi
               keputusan   politik  yang  didasarkan  pada  kecenderungan-kecen-
               derungan   ideologi,  politik,  ekonomi,  sosial,  budaya,  agama,  etni-
                                       s
               sitas, dan sebagainya, ekarang    maupun   masa  yang akan   datang.
               Dengan    demikian,   perumusan     konsep   reformasi  pendidikan
               tidak  dapat  dilakukan  secara  tertutup  oleh  segelintir  orang  saja,
               tapi  melibatkan   banyak    stakeholder.  Orang-orang  yang  punya
               kompetensi    atau  kepedulian   dengan    pendidikan,   hendaknya
               secara  mudah   dapat   mengakses    konsep  reformasi   pendidikan
               yang dibuat  oleh  Komite  Reformasi   Pendidikan   Nasional,  untuk
               selanjutnya  mendiskusikannya    agar menjadi   wacana  publik.  Dari
               sanalah   kemudian     baru  dapat   dilakukan    perumusan     oleh
               segelintir orang yang memiliki   kemampuan    sekaligus  kompetensi
               untuk  itu.


                       Bila  kita  menyimak  naskah  akademik    Komite  Reformasi
               Pendidikan   Nasional,  maka   dapat  dilihat  alasan  apa  yang  men-
               dasari  amandemen    UU   No.  2  Tahun  1989  tentang  Sistem  Pendi-
               dikan  Nasional  menjadi  RUU Sistem    Pendidikan  yang  baru.  Ada
               beberapa   argumen   yang  mereka   paparkan,   terutama   mengenai
               kelemahan    mendasar     yang  ada  pada   UU   No.2   Tahun   1989
               (ditinjau  dari  kacamata  sekarang),  antara  lain:

               'l.  Politisasi  Pendidikan
                  Pendidikan    menjadi   alat  pemerintah   yang   berkuasa,   dan
                  merupakan     bagian  dari  birokrasi,  sehingga  program-prog-
                  ramnya    harus  direstui  pemerintah.  Hal  ini  mengakibatkan
                  matinya   berbagai  kreativitas  dan  inovasi  dalam  bidang  pen-
                  didikan.
               2.  Sistem  Pendidikan   Sentralistik
                  UU   disusun sedemikian   rupa sebagai  suatu  acuan  besar (grand
                  design)  yang  mengatur  segala  bentuk  kegiatan  dalam   sistem
                  pendidikan



                                                                                 305
   299   300   301   302   303   304   305   306   307   308   309