Page 34 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 34
mencapai sekitar Rp 600 triliun. Pada 2002, pemerintah meng-
alokasikan anggaran Rp 4,2 triliun untuk biaya merger lima bank
swasta atau sekitar 35% dari anggaran pendidikan yang hanya
Rp 11 triliun. Menurut seorang ekonom, restrukturisasi itu sama
saja dengan nomboki bank-bank yang bangkrut agar tetap mampu
beroperasi. Hanya bahasanya saja yang diperhalus. Sama halnya
dengan istilah "kenaikan" harga, diganti dengan "penyesuaian"
harga, tapi substansinya adalah harga-harga naik.
Seorang awam seperti penulis, yang jalan berpikirnya amat
sederhana, merasa sangat heran melihat pemerintah begitu mati-
matian nomboki bank-bank yang bangkrut dengan mengorban-
kan pendidikan puluhan anak bangsa. Salah satu argumentasi
yang sering dikemukakan adalah, bila perbankan tidak dire-
strukturisasi, masyarakat tidak akan percaya pada dunia per-
bankan. Kecuali itu, bank-bank itu kelak bila telah pulih bisa
menjadi penggerak roda ekonomi sehingga bisa mengembalikan
seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Tapi menurut penulis, biarkan saja masyarakat tidak per-
caya pada perbankan, kalau memang perbankan kita buruk kiner-
janya. Buat apa masyarakat dipaksa untuk percaya pada dunia
perbankan, kalau mentalitas para pengelola perbankan menta-
litas bandit? Lebih baik, ada sedikit bank tapi bermutu, daripada
banyak bank tapi hanya membebani masyarakat, karena uang-
nya ditilep oleh para pengelolanya. Dan kenyataannya, berbagai
laporan menyebutkan bahwa dari empat bank pemerintah yang
merger, tidak ada yang memiliki kinerja baik. Itu berarti, usaha
pemerintah dengan meng-grojok dana triliunan rupiah kepada
bank-bank yang bangkrut tidak otomatis berdampak positif.
Sebaliknya, semakin memanjakan mental-mental bandit penge-
lolanya. Wong sudah terbukti bandit kok dibela mati-matian. Ini
cukup mengherankan bagi orang awam seperti penulis, yang
berpikir hanya berdasarkan akal sehat semata.
Kebijakan pemerintah yang berat sebelah, terlalu menguta-
makan sektor perbankan dengan mengorbankan sektor pendi-