Page 53 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 53

terjadi,  baik  di  hadapan  para  guru  di  Kota  Jakarta,  luar  kota
             Jakarta  tapi  masih di  wilayah Jawa,  maupun  di  luar Jawa. Tanpa
             mengalami   koordinasi  terlebih  dulu  untuk  memberikan jawaban,
             mereka  memberikan    jawaban  yang  hampir  sama,  yaitu  seperti
             dendang   penyanyi  Dian  Pisesa:  "Semuanya  masih  seperti  yang
             dulu-dulu  saja".  Prasarana  dan  sarana  pendidikan  masih  tetap
             jelek,  guru  masih  tetap  kurang,  buku  pelajaran  (di  Jawa)  masih
             terus  berganti-ganti,  sedangkan  di  luar  Jawa  sering  terlambat
             datang;  kepala  sekolah  masih  tetap  dominan,  pengawas  masih
             tetap  menjalankan  tugas  pengawasan,  kepala  Dinas  Pendidikan
             semakin  kokoh  kedudukannya,    dan  PGRI  masih  tetap  menjadi
             kepanjangan   tangan  birokrasi  untuk  menekan  guru.

                  Seorang  kawan  yang  menjadi  guru  SD  di  daerah  transmig-
             rasi  di  Sumatra  Selatan  malah  melukiskan  suasana  reformasi
             dalam  pendidikan   itu  lebih  sinis  lagi.  Katanya:  "Yang  berubah
             hanya  kunjungan  pejabat saja yang makin jarang, terutama setelah
             otonomi daerah.  Mereka bingung dengan    posisinya  sendiri.  Bah-
             kan,  ada  seorang  Kepala  Kantor  Kecamatan  (Kakancam)   yang
             mutasi  menjadi  Kepala  Dinas  Pasar,  dengan  alasan  jabatannya
             di  pendidikan  sudah  mentok."

                  Kawan   yang  menjadi  guru  SD  dan  bertutur  sinis  itu  tidak
             sedang  bergurau;  ia  melukiskan  keadaan  yang sebenarnya. Sete-
             lah  reformasi,  terlebih  setelah  otonomi  daerah,  banyak  pejabat
             yang bingung dengan    posisinya  sendiri. Semula,  jabatan  di  ling-
             kungan   Departemen   Pendidikan  itu  terbuka  luas.  Dari  seorang
             guru  bisa meningkat menjadi  kepala sekolah, dari  kepala sekolah
             bila  berprestasi  dapat  diangkat  menjadi  pengawas;  dari  penga-
             was  bisa  menjadi  Kepala  Kantor  Departemen   (Ka  Kandep)  P
             dan  K, dan  terus meningkat sampai  menjadi  salah seorang direk-
             tur  pendidikan  di  direktorat jenderal.  Tapi  dengan  adanya  oto-
             nomi daerah, yang salah satu kunci masalahnya membatasi    mobi-
             litas  horizontal  seorang  guru  maupun  pejabat,  maka  peluang
             melakukan   mobilitas  vertikal  itu  pun jadi  semakin  sempit.  Apa-
             lagi,  sekarang  muncul  aturan  baru  untuk  memperkecil  kelem-
             bagaan  di  lingkungan  pemerintahan,  yang  kemudian  berakibat
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58