Page 62 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 62
secara ideologis sudah dicuci otaknya (brainwashing) oleh sistem
pendidikan yang dikembangkan rezim Orde Baru.
Sampai sekarang, satu hal yang menuntut segera dibenahi
tapi sekaligus masih menemukan jalan buntu adalah revisi total
isi materi buku sejarah nasional, terutama menyangkut peristiwa
politik sekitar tanggal 30 September-1 Oktober 1965, yang sam-
pai sekarang masih gelap. Materi pelajaran sejarah nasional yang
ada selama ini masih didominasi oleh ideologi militeristik, se-
hingga penggambaran sosok militer sebagai pejuang paling ber-
jasa di negeri ini, juga paling nasional, paling tinggi integritasnya
dalam mempertahankan negara kesatuan, sangat menonjol. Di
lain pihak, peran kaum intelektual dengan perjuangan kebudaya-
an dan diplomasinya kurang mendapatkan sorotan. Penggam-
baran yang berat sebelah ini akan menciptakan persepsi yang
keliru di masyarakat, karena seakan-akan hanyalah militerlah
sosok terbaik di negeri ini. Selama penggambaran semacam itu
masih terbangun secara sistematik dan terprogram melalui pen-
didikan formal, maka aksi-aksi yang menolak kembalinya militer
ke panggung politik tidak akan berhasil, karena pengikutnya
sangat sedikit. Yang paling dominan adalah kelompok yang me-
miliki persepsi baik terhadap sosok militer.
Penguasa Orde Baru memang sadar betul, bahwa salah satu
upaya untuk melanggengkan kekuasaannya itu adalah dengan
membangun sejarah sendiri, yaitu sejarah yang memperlihatkan
kehebatannya. Oleh sebab itu, pelajaran sejarah yang disusun
oleh penguasa Orde Baru adalah sejarah yang memuja kehebatan
penguasa Orde Baru yang merupakan representasi dari sosok
militer, terutama dalam menumpas Partai Komunis Indonesia
(PKI). Tidak mengherankan bila kemudian rezim Orde Baru
memberikan stigma amat buruk terhadap PKI karena bila tidak,
sehingga muncul simpatisan baru terhadap PKI, hal itu dapat
mengancam kekuasaannya.
Tapi generasi yang lahir setelah dekade 1970-an adalah
generasi yang tidak lagi memiliki kaitan emosional dengan peris-