Page 90 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 90

y










                   Sedangkan    praktik  nepotisme    banyak   dilakukan   oleh
              bupati/walikota dan staf-stafnya. Sering  muncul  protes dari  para
              peserta  tes,  karena  orang  yang  semula  tidak  masuk dalam  daftar
              pengumuman     yang  dinyatakan  lolos  seleksi  calon  guru  negeri,
              tiba-tiba  turut  dilantik  menjadi  calon  guru  negeri.  Hal  itu  terjadi
              karena  proses  rekrutmennya  dilakukan  melalui  jalur  nepotisme,
              baik  yang  dilakukan  oleh  bupati/walikota  maupun  stafnya.
                   Proses  rekrutmen  dengan   memakai   model   KKN   ini  jelas
              akan  mengulang    kesalahan  rekrutmen   guru  pada  masa  Orde
              Baru.  Akhirnya,  yang  menjadi  guru  bukan   orang-orang  yang
              memiliki  kemampuan    akademis   cukup  baik,  melainkan  mereka
              yang  memiliki  kemampuan   untuk  membayar uang pelicin.   Dam-
              paknya   yang  lebih  jauh  adalah,  kita  sulit  mengharapkan  mun-
              culnya guru-guru   yang bermutu di masa mendatang     karena  pro-
              ses  rekrutmennya  memang   sarat  KKN.  Kecuali  itu,  pembayaran
              uang pelicin  untuk  menjadi guru akan  turut membentuk orientasi
              para  guru  baru.  Orientasi  pertama  mereka  adalah  mengembali-
              kan  uang  pelicin  itu,  terlebih  bila  uang  pelicin  itu  diperoleh
              dengan   cara  mencari  pinjaman   di  bank.  Bagaimana   mereka
              memobilisasi  dana  untuk  mengembalikan   utang-utang  tersebut,
              itu  masalah  lain;  yang  penting,  uang  cepat  kembali.  Tak  jarang
              bila kemudian guru   menjalankan  praktik-praktik dagang  kepada
              muridnya.   Murid   menjadi   pangsa   pasar  yang  subur  untuk
              menjual   produk-produk     tertentu  yang  dapat   memberikan
              tambahan   hasil  kepada  para  guru.  Akibatnya,  orang  tua  murid
              semakin   terbeban  oleh  praktik  dagang  para  guru  tersebut.


                   Berdasarkan   fenomena  yang  terjadi  selama  tiga  tahun  ter-
              akhir  ini,  maka  menurut  hemat  penulis  perlu  ada  pembenahan
              dalam  masalah   rekrutmen  calon-calon  guru.  Proses  rekrutmen
              guru  lebih baik ditangani oleh  Pusat,  dan setelah  itu  baru  disalur-
              kan  ke  daerah-daerah.  Guna  menghindari   perpindahan   lokasi
              mengajar,  karena  pada  umumnya    para  guru  ingin  mengajar  di
              daerahnya   sendiri,  maka  sistem  penerimaan  dengan  mendasar-
              kan  pada  lokasi  tempat tempat  tinggal  itu  amat  penting. Sebagai
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95