Page 18 - Tan Malaka - MADILOG
P. 18

borjuis  dan  pemikir  feodal  bergantung  pada  dialektika  mistika  itu
               seperti  seekor  semut  hanyut  bergantung  pada  sepotong  rumput  yang
               diayun-ayunkan gelombang.

               Logika  memuncak  pada  ilmu  bukti  (Science)  zaman  sekarang  dengan
               berjenis-jenis  cabangnya  ilmu  itu.  Hasilnya  berjenis-jenis  ilmu  itu
               meulungkan  dan  menunggalkan  kemanjurannya  logika  sebagai  cara
               berpikir.  Dengan  begitu  logika  menyilaukan  mata  para  pemakai
               penonton logika itu serta melupakan batas dan kelemahannya logika itu.
               Sebaliknya  pula  beberapa  kitab  yang  berdasarkan  materialisme
               dialektika di Eropa dalam keadaan menantang logika itu, lupa akan atau
               sedikit  sekali  memperhatikan  kepentingan  logika  itu.  Buat  Timur
               umumnya  dan  Indonesia  khususnya,  yang  sampai  pada  saat  saya
               menulis  kitab  ini,  masih  gelap  gulita,  diselimuti  macam-macam  ilmu
               kegaiban,  maka  logika  itu  masih  barang  baru,  hangat  perlu  diketahui
               dan dipahamkan bersama-sama dengan dialektika dan materialisme.

               Tetapi jangan pula kita sesat karena me-ulung logika dan menunggalkan
               logika itu dengan tidak mengenal batas dan kelemahannya. Dalam kita
               ini  logika  dibentuk  di  dalam  iklim  dialektik!  keduanya,  logika  dan
               dialektika bergantung pada materialisme. Sebaliknya pula materialisme
               ini bersangkut paut dengan logika dan dialektika, seperti: materi, benda
               itu  mempunyai  sifat  bergerak  dan  berhenti,  takluk  pada  hukumnya
               gerakan, yakni dialektika, serta hukum berhenti, yakni logika.

               Sampai  lebih  dari  pertengahan  kitab  ini,  sampai  kira-kira  ke  ujung
               bahagian logika, satu bukupun, buat reference – catatan - tiada dipakai,
               karena memang tidak ada. Semua catatan dipetik dari ingatan semata-
               mata. Di belakangnya saya mendapatkan bermacam-macam buku yang
               perlu  buat  dipetik,  dari  peringatan  tadi,  bukunya  tiada  terdapat  di
               seluruh  Jakarta.  Bermula  saya  sandarkan  seluruh  isi  kitab  ini  pada
               ingatan  jembatan  keledai  semata-mata,  karena  memang  saya  tiada
               berjumpa  dengan  buku  yang  berkenaan.  Tetapi  sesudah  lebih  dari
               seperdua  buku  ditulis,  saya  mendapatkan  bahan  tulisan  yang  bisa
               diperiksa  benar  tidaknya  sewaktu-waktu,  yang  bisa  dipanjangkan  atau
               dipendekkan menurut pilihan.

               Dengan  berlainnya  keadaan  memilih  dan  menguji  bahan  itu  sudahlah
               tentu  isi  seluruh  buku  bukan  sifatnya,  melainkan  bentuknya  saja
               tidaklah lagi seimbang, harmonis dan tiada lagi sesuara. Walaupun saya
               mau merubah, saya tiada berdaya, karena bermacam-macam buku buat
               bahan dari bahagian pertama itu, memang tiada bisa didapatkan. Saya
               mesti menunggu sampai perang selesai, baru bisa didapatkan beberapa
               buku itu …….yaitu kalau ada bahan penting pula fulus.






                                                                                          17
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23