Page 19 - Tan Malaka - MADILOG
P. 19

Tetapi  kalau  Madilog  masih  kekurangan  bentuk,  saya  pikir  dia  tidak
             kekurangan sifat.
                                     MENINJAU KE MUKA

             Baru saya sampai di Jakarta, masuki sebuah toko buku Belanda
             salah satu toko buku yang terbesar di Asia Timur ini. Saya mau
             beli  sebuah  buku  tentang  logika.  Di  kota  besar  mana  saja  di
             Asia  Timur  ini.  Di  Shanghai  atau  Manila,  Hongkong  atau
             Singapura, gampang sekali kita dapatkan buku semacam itu. Di
             toko  buku  tuapun  tak  perlu  lama  kita  mencari  buku  logika
             karangan Jevons atau Mill (Inggris) atau pun Jones (Amerika)
             dsb-nya.  Di  Jerman,  lebih-lebih  rusia,  mudah  sekali
             mendapatkan buku perkara dialektika.

             Tetapi dalam toko buku Belanda di ibu kota "Hindia Belanda’’
             yang berpenduduk 70.000.000 jiwa itu, tak ada satupun buku
             (popular  atau  tidak)  perkara  undang  berpikir,  logika.  Apalagi
             dalam  toko-toko  yang  lebih  kecil!  Satu  gambar  dari
             semangatnya suatu negara yang hanya menghasilkan keju dan
             bloembollen  itu,  tetapi  terkaya  di  dunia.  Saya  percaya  bahwa
             dalam sekolah tinggi di Belanda dan di Indonesia ada terkhusus
             atau tersambil diajarkan logika. Tetapi saya pikir saya tak jauh
             dari  kebenaran  kalau  berkata  bahwa  English  speaking  nations
             (bangsa-bangsa  yang  berbicara  bahasa  Inggris  terutama
             Amerika) lebih mementingkan didikan buat rakyat murba, buat
             pemuda  yang  berotak,  tetapi  tak  mampu,  baik  dengan  jalan
             Sekolah Tinggi Rakyat ataupun kursus dan buku popular. Salah
             satu  sifat  rakyat  Belanda  yang  terlihat  pada  saya  adalah  sifat
             demogogisch,            ialah     sifat     berkilah,        sifat     suka
             mempertentangkan  perkara  kecil-kecil  dengan  melupakan
             pokok yang besar. Tiada heran kalau negara kecil berpenduduk
             kira-kira  seperdua  puluh  dari  Amerika  dan  berkeluasan
             sepertiga  ratus  tujuh  puluh  lima  (1/375)  dari  Amerika
             mempunyai partai politik lima puluh dua buah (menurut berita
             seorang jurnalis Inggeris yang berada di Holland ketika diserang
             oleh Jerman (10-5-1940), jadi kira-kira 17 kali sebanyak partai
             yang  ikut  dalam  pemilihan  di  Amerika.  Menurut  ukuran
             Belanda,  Amerika  itu  mestinya  mempunyai  lebih  kurang  1040
             partai, baru ia bsia menyamai Belanda dalam hal percekcokan
             perkara tetek benger. Logika, apalagi dialektika, bukanlah ilmu



             18
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24