Page 252 - Tan Malaka - MADILOG
P. 252

menimbulkan perasaan kesucian, keheranan, ketakutan dan kekecilan kita
               manusia dihadapan Rimba Raya yang dahsyat itu. Semua gelap bagi kita
               sambil  bunyi  burung  atau  binatang  yang  belum  pernah  kita  dengar
               suaranya, dan diikuti oleh kemungkinan berjumpa dengan ular ..........
               Psychologis  (sikap  jiwa)  orang  jika  tiba-tiba  bertemu  dengan  bahaya
               Cuma  dua:  pertama  hendak  melawan  dan  kedua  menyerah.  Melawan
               dalam  hal  ini  juga  berarti  lari,  karena  keduanya  memakai  perkakas
               sekurangnya  anggota  badan,  tangan  ber-  atau  tak  bersenjata  dan  kaki.
               Tetapi kalau perlawanan dikira tak akan berhasil, maka kalau maish ada
               pikiran  orang  menyerah.  Kepada  siapa?  Kalau  ada  jiwa  manusia  yang
               terpisah dari jasmani Logika mana yang bisa membatalkan, bahwa Rimba
               Raya  juga  mempunyai  jiwa  terpisah.  Tetapi  jiwa  Rimba  Raya  yang
               dahsyat ini tentulah dahsyat pula seperti ular yang ada dijalannya. Jiwa
               Rimba Raya ini akhirnya berupa hantu. Tempat yang lain yang dahsyat
               juga  yang  mengecilkan  hati  juga  seperti  jurang  dan  air  mancur  sudah
               tentu  mempunyai  hantu  yang  berkenaan  pula.  Kadang-kadang  nenek
               moyang bangsa Indonesia sampai pada dewa, yang berair jernih. Tetapi
               sesudah mandi disana dan minum airnya yang jernih itu, ia dapat demam
               panas. Nyamuk anopheles sudah tentu belum mereka kenal. Yang dikenal
               Cuma  jiwa  dan  hantu,  badan  halus  yang  memasuki  semua  benda,  juga
               rawa  ini.  pelajaran  dari  pulau  kepulau  sudah  dijalankan.  Angin  itu
               memang dikehendaki buat meniup layar, tetapi kadang-kadang angin itu
               berupa badai, sampai bisa menenggelamkan perahu atau mengembalikan
               dia  pada  tempat  melangkahnya  bermula.  Jadi  ada  angin  baik  dan  ada
               angin jahat. Seperti Rimba Raya dikuasai hantu Raya, tentulah angin itu
               dikuasai  hantu  angin  pula.  (Memang  cara  berpikir  menurut  Analogy,
               banyak  dipakai  nenek  moyang  kita!)  bagaimana  mereka  meniup  angin
               dengan  mulut  atau  salung  bambu,  tentulah  begitu  pula  hantu  angin
               meniupnya. Bila ia mara pada manusia, maka dia meniupnya keras-keras.
               Sebab itu peulah adanya pawang atau syaman buat meminta nasihat pada
               Hantu  angin,  bila  waktu  yang  baik  buat  berlayar.  Pawang  yang  cerdik
               yang  sudah  lama  mempelajari  gerak-geriknya  udara  dan  musim,
               walaupun pelajaran Cuma bertubuh pada bukti saja, bukan pada undang
               acapkali  bisa  mengetahui  langkah  baik  buat  berlayar  itu,  begitu  juga
               dapat  menentukan  lebih  dahulu  ada  atau  tak  adanya  batu  besar  atau
               tumbuhan  dalam  laut.  Pawang  yang  arif  bijaksana  lebih-lebih
               Semenanjung bisa menentukan dimana ikan yang banyak sebagai hadiah
               hantu Laut.






                                                                                         251
   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257