Page 261 - Tan Malaka - MADILOG
P. 261

“Pustaka  yang  lain,  yang  dipakai  buat  membandingkan  (cerita,  syair,
             cerita buku undang, pustaka Budhisme) atau terjadi pada tempo lain atau
             tak mempunyai tanggal kadang-kadang juga hasil dari kemajuan berabad-
             abad,  oleh  sebab  mana  perbedaannya  dengan  Megasthenes  boleh  jadi
             disebabkan  oleh  perbedaan  temp  dan  boleh  jadi  juga  disebabkan  oleh
             kesalahannya Megasthenes sendiri”.

             (Selain  dari  pada  kedua  itu  Timmer  juga  mengemukakan,  bahwa
             mestinay  Hindustan  itu  bukanlah  bagian  Hindustan  yang  digambarkan
             oleh Megasthenes saja ialah Punjab dan tanah datar sungai Ganges, tetapi
             juga pegunungan besar seperti Ducan, juga kaum ksatrya, saudagar dan
             akum pujangga. Jadi bermacam-macam tempat golongan!).

             “Ketiga ...... lebih dari pada buku cerita hal ini berlaku pada buku hukum.
             Pada  buku  undang  maksud  orang  bukan  hendak  menggambarkan
             keadaan, tetapi Cuma buat memberikan aturan yang mesti diikuti”.

             (Sudah tentu ada jurang besar antara undang dan praktek ramai. Begitu
             juga  jurangnya,  ayat  agama  dengan  perbuatan  Rakyat  jelata  dalam
             kehidupannya sehari-hari. Jadi buku hukum dan ayat agama saja tentu tak
             bisa  menggambarkan  Rakyat  seluruhnya  dengan  sebenarnya!  Cobalah
             pastikan gambar keadaan Rakyat Amerika umpamanya dengan membaca
             teori demokrasi saja disertai pula dengan ayatnya agama Kristen dengan
             “tepuk pipi kiri kasihkan pipi kanan).
             “Warta dari Hindustan sendiri amat bertentangan satu dengan lainnya”.

             (Pendeknya Timmer, yang tentu giat mencari bukti yang sempurna buat
             sebagian  saja  dari  sejarah  Hindustan,  untuk  mengadakan  alasan  yang
             sempurna,  juga  memberi  simpulan  pada  kita,  bahwa  sejarah  Hindustan
             adalah  diliputi  awan  gelap-gulita).  Akhirnya  dari  Buku  CREATIVA
             INDIA,  oleh  Beney  Kuman  Sarkar,  sedikitpun  saya  takbisa  mengambil
             catatan tentanga ilmu Sejarah, pada nama buku itu saya ktia sudah bisa
             melihat  maksud  penulisnya  yakni  buat  membuktikan  bangsa  Hindustan
             sebagai kodrat pembangunan – terutama – mendapatkan ilmu.

             Penulis  ini  menantang  penulis  Barat  yang  menyatakan  bahwa  bangsa
             Hindu  itu  pesimistis,  memandang  yang  gelapnya  saja  di  dunia  ini.
             Menantang paham Barat, bahwa umumnya badan orang Hindu itu lemah
             dsb. Penulis Hindustan tadi yang Cuma beberapa tahun yang silam saja
             mengemukakan keulungan bansga Hindu dalam segala-gala, malah tidak
             saja tak kurang, boleh jadi lebih dari Bangsa Yunani, Arab, atau Eropa
             zaman Tengah.




             260
   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266