Page 269 - Tan Malaka - MADILOG
P. 269

Idealisme semuanya orang mesti berawas sekali. terkhususnya terhadap
             Dialektika  Hindustan).  Brahma  itu  juga  berarti,  Yang  Maha  Tunggal
             (absolute),  Maha  Dewa  dan  Maha  Jiwa  Ataman.  Pendeta  dalam  buku
             Rig-Veda,  juga  dinamai  Brahma.  Yang  dimaksudkan  dengan
             Brhamanism, ialah tata (system) agama, berasal dari dan diselenggarakan
             oleh  kaum  Brahmana  itu.  Tata  agama  Brahmanaismelah  dan  kasta
             Brahmanalah  yang  akan  kita  pakai  disini  sebagai  pokok  melangkah,
             sebagai thesis.

             Dengan kecepatan kilat kita mesti obori sejarahnya Brahmanisme dalam
             Zaman  Veda  yang  lebih  kurang  1000  tahun  itu.  Tentulah  yang  bisa
             dibentuk obor listrik itu puncak yang menyolok mata saja.

             Sejarah Brahmanisme dalam lebih kurang 1000 tahun itu, tentulah juga
             seperti  sejarah  segala-gala  melalui  tingkat  bayi-lahir,  balig  dan  tua.
             Bayinya  Brahmanisme  itu  seperti  semua  kepercayaan  manapun  juga,
             ialah  berupa  animisme  dll  yang  masih  ktia  dapati  di  Indonesia  ini.
             persoalan  yang  menggerakkan otak  Hindustan Asli, ialah bahwa Aryan
             yang masuk di Hindustan dari Utara, diantaranya: Dimanakah matahari
             itu  pada  malam  hari?  Dimanakah  bintang  itu  pada  siang  hari?  Apakah
             sebabnya maka matahari tak jatuh? Mana yang lebih dahulu, siang atau
             malam? Dari manadatangnya angin dan kemanakah perginya? Dan lain-
             lain yang berhubungan dengan itu.

             Jawabnya itu tentulah tidak diperoleh dengan memakai teropong sebesar
             yang  didapat  oleh  Mount  Wilson  dan  Matematika  menruut  teori
             Relativiteitnya  Einstein.  Jawabnya  persoalna  itu  didasarkan  pada  para
             Dewa,  yang  berpikiran  berkemauan  dan  berperasaan  adil,  lalim,  kejam
             dan  baik  seperti  manusia  juga.  Kita,  bangsa  Indonesia  juga  pernah
             mengenal Dewa Hindu, yang dibawa oleh Hindu kemari. Tak perlu lama
             kita mempelajari bentuk dan sifatnya Dewa itu. Ada masanya Hindustan
             Asli  mengumpulkan  dan  memuja  semuanya  33  Dewa  pada  3  daerah,
             yakni  ke-1  derah  langit,  ke-2  didaerah  bumi  dengan  apinya,  dan  ke-3
             didaerah  udara  dengan  angin.  Jadi  pada  tiap-tiap  bagian  ada  11  Dewa
             yang memerintah. Akhirnya pada tingkat yang lebih lanjut pendeta Hindu
             memuncakkan  kekuasaan  11  Dewa  pada  tiap-tiap  bagian  itu  pada  satu
             Dewa.  Jadi  kita  dapat  3  puncuk  Dewa,  ialah:  Pertama:  Dewa  Surya
             bersemayam  dilangit,  menguasai  daerahnya,  kedua  Dewa  Agni,
             bersemayam di Bumi, menyelenggarakan perkara api, yang juga bekerja
             memperhubungkanpara  Dewa  dan  manusia,  dan  ketiga  Dewa  Indra,
             yang bersemayam di Udara, yang mengatur perkara angin. Dalam Kitab





             268
   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274