Page 285 - Tan Malaka - MADILOG
P. 285

SYNTHESIS: ENAM SISTEM.

             Zaman Enam Sistem ini, ialah dari tahun 200 sesudah Nabi Isa sampai
             sekarang.  Bukanlah  karena  kecerdikannya  Brahmana  semata-mata,
             maka  semua  aliran  yang  menentang  Kitab  Veda  itu  masuk  ke  dalam
             Brahmanaisme,  laksana  semua  sungai  mengalir  kelautan.  Melainkan
             pertarungan  kasta  dan  kasta,  bangsa  dan  bangsa  di  Hindustan  itu
             memaksa  Brahmana  berlaku  cerdik;  mengadakan  compromis.  Dengan
             begitu  kasta  Brahmana  sampai  sekarnag  bisa  memegang  kekuasannya
             kalau  tidak  perkara  keduniaan  sesudah  Islam  dan  Barat  masuk,  tetapi
             pada perkara kerohanian. Malah Islam  sendiri pada  masa Sultan Akbar
             condong  terkulai  kejurusan  Brahmanisme  itu.  Annie  Besant,  putera
             Imperialisme  Inggris  pada  satu  pihak  menarik  nationalisme  Hindustan
             kedalam  barisan  imperialisme,  tetapi  pada  pihak  lain  ditarik,  terdorong
             oleh mystika, Hindu, berupa theosophie kejurusan Brahmanaisme.

             Tiada  saya  akan  mengadakan  pengembaraan  kedalam  Enam-Sistem  (6-
             Tata)  itu.  Pemandangan  atas  kepercayaan  Hindustan  sudah  terlampau
             panjang,  sudah  tak  berbandingan  dengan  pasal  yang  lain-lain.  Tetapi
             karena banyak sekali kepercayaan Hindustan itu berseluk-beluk dengan
             kepercayaan  Indonesia,  dan  banyak  pula  mengandung  sari  persamaan
             dengan  kepercayaan  lain-lain,  maka  terpaksalah  saya  teruskan  juga.
             Tetapi dari titik ini semua yang berhubungan dengan kepercayaan apapun
             juga, terpaksa akan dipendekkan.
             Sebagai  hasil  dari  tentangan  Buddhisme  dan  Yainisme  pada  Zaman
             Kedua  itu,  Hindustan  memperoleh  kepercayan  yang  dikandung  oleh
             Enam-Sistem  itu.  Ahli  Barat  menganggap  ke-enam  sistem  itu  sebagai
             satu  kesempurnaan.  Masing-masing  sistem  menambah  yang  lain.
             Bukanlah  satu  sistem  atau  lebih  menantang  yang  lain.  Ke-enamnya
             masing-masing  berdasarkan  metaphysic,  kegaiban.  Bukanlah  lagi
             berdasarkan  benda  nyata  dan  peralaman  atau  benda  yang  bisa
             dipancainderakan.  Ke-enamnya  masing-maisng  dianggap  sebagai
             kepercayaan, agama dan pemandangan Dunia dan Hidup. Ke-enamnya
             akhirnya memberikan jalan bagaimana mencapai akhirat, nirwana atman
             itu.

             Didalam  Enam  Sistem  itu,  pemeriksaan  dengan  selidikan  (critic)
             mengganti  syair  dan  kepercyaan  bulat  seperti  pada  Zaman  Pertama.
             Demikianlah  disini  Logika  itu  sebagai  perkakas  akal  (intellekt)  dipakai
             buat membatu kegaiban itu buat mengetahui yang gaib itu. Jadi akal ini
             tiada dilantaikan pada bukti berupa benda, tetapi pada kepercayaan yang




             284
   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290