Page 286 - Tan Malaka - MADILOG
P. 286

tiada bias dipancainderakan, diperalamkan pada semua tempat dan tempo
               oleh  sekalian  orang  yang  berhak  memperalamkannya.  Walaupun  mesti
               diakui  pula,  bahwa  Logika  itu  (ya  atau  tidak  ditimbulkan  oleh  Ahli
               Yunani) sudah sampai kepuncak yang sederhana tingginya.
               Pengaruhnya  materialismepun  tiadalah  bisa  dihindarkan  oleh  kegaiban
               dalam  Enam-Sistem  itu.  Dengan  pertolongan  atau  tidak  (Demokritus
               hidup kira-kira sama dengan masa Buddha hidup), kita juga berjumpakan
               benda perkara lantainya materialisme; Benda dalam Sansekerta: dravya
               dan gerakan (karma). Dengan mengaku adanya benda itu sampai juga ahli
               Enam-Sistmem tadi, dari empat zat asli yang dikenal (tanah, air, udara,
               api) kepada benda yang tak bisa dipecah lagi: atom. Tetapi tentulah cara
               berpikir  yang  bercampur-barukan  dengan  dogma  (kepercayaan)  dan
               kegaiban  tak  akan  sampai  ke-atomnya  Rutherford  yang  bisa  dipisah
               menjadi  proton  dan  elektron  dengan  perkakasnya  peralaman.
               Pemandangan Kanada dan pengikutnya tentang atom dan perpaduannya
               atom  itu  tak  terang  dan  didasarkan  pada  kegaiban  Angka-3  (Trimurti)
               dsb.  Kedudukan  jiwa  manusia  masing-masing  terhadap  Jiwa-Alam
               tentulah  disangkut-pautkan  pada  Enam-Sistem  iut  dengan  kedudukan
               atom  terhadap  Benda  atom  ini  .................................  dengan  jalan
               kegaiban.

               Ke-esaan  (monism)  dalam  Upanishad  didasarkan  pada  Rohani  sama
               sekali. jadi benda itu sebetullnya tak ada dan takluk pada Rohani. Dalam
               Enam-Sistem kita juga ada berjumpakan Sistem yang sama atau hampir
               sama,  juga  ada  bertemu  dengan  paham  yang  emmbatalkan  ke-esaan
               semacam  itu.  Adanya  benda  diakui.  Benda  itu  disangka  tak  bisa
               dimusnahkan.  Dari  sini  timbul  pula  paham  Evolusi,  kemajuan  Alam.
               (Sanskreta Prakrti, yakni Alam). Tetapi paham Evolusionya Enam-Sistem
               itu tiadalah berdasar pada perkakas dan peralaman benda mati atau hidup,
               dikebun,  dirumah  sakit  atau  laboratorium.  Kita  tentu  tak  berjumpakan
               susunan teliti yang berdasarkan peralaman lama dan susah-payah tentang
               tumbuhan  dan  hewan  seperti  susunan  Darwin  atau  susunan  tulang
               belulang,  urat  nadi,  dan  syaraf,  otak  dll,  kita  manusia  dan  hewan;  atau
               susunan  dan  peralaman  ahli  kimia  Barat  sekarang;  atau  peralaman  dan
               susunannya bintang atau benda yang dilihat pada bintang atau bumi lain.
               Evolusi  Enam-Sistem  itu  berperalaman,  berbenda  berperkakas  dan
               berlaboratorium dalam otak mentaginya ahli filsafat Hindu, semuanya itu
               ialah perkara terka-menerka (speculation) semata-mata. Yoga yang sering
               kita  dengar  dalam  theosophy  itu,  ke-tuhanannya  tak  begitu  erat-tepat.
               Tuhan  itu  dianggap  suma  Jiwa  (manusia)  yang  terkhusus,  tak  berada



                                                                                         285
   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291