Page 288 - Tan Malaka - MADILOG
P. 288

berwarna k u n i n g, yang jatuh kedalam perbendaharannya rumah orang
               berhala  sebagai  kurban  istimewa  dari  orang  kaya,  istimewa  buat
               membayar mantera dan pujuaan istimewa pula.

               Raja Asoka  memeluk  Buddhisme rupanya betul terkuasa di Hindustan!
               Tetapi  menurut  musafit  Huan  Tsiang,  Siladitya,  Maharaja  Kanuy  pada
               tahun 634 sesudah Nabi Isa, berpaham campur aduk (electist) resminya
               dia beragama Budhha! Di Benares dijumpainya patung Syiwa (Hindu!)
               yang tingginya lebih kurang 100 kaki, dan sesudahnya musafir Tionghoa
               ini  berangkat,  maka  satu  sekolah  tinggi  Buddhisme  dibarak  orang  di
               Sarnath.
               Semuanya  membuktikan  bahwa  contra  revolusi  dari  pihak  Brahmana
               sedang menjalankan lakonnya.

               Sebagai hasil lakon itu kita peroleh synthesis, percampuran Brahmanisme
               Asli  dengan  Buddhisme  dll  seperti  kepercayaan  Hinduisme  pada  masa
               ini.  Didunia  fana  ini  percampuran  itu  berupa  ribuan  kasta  dan  rumah
               Berhala Hindu yang penuh dengan Dewa dan Hantu yang dimanan-mana
               di  Hindustan  bisa  kita  saksikan.  Dipuncaknya  segala  kasta  kita  daati
               kaum  Brahmana  yang  sekarang  masih  memegang  harta  masyarrakat
               Hindu dan kunci buat memasukkan kasta Hindu itu kedalam dunia baka.
               Diantara harta berupa benda kuning yang biasanya kita namai emas, yang
               disimpan  mereka  banyak  pula  yang  diperoleh  dengan  jalan
               memperbungakan uang!
               HARI DEPANNYA KEPERCAYAAN HINDUSTAN.

               Kalau  kita  mengadakan  pertimbangan  kasar  tentang  buruk  baiknya
               kepercayaan  Hindustan  dalam  kemajuan  lebih  kurang  1500  tahun  itu,
               maka kita peroleh: Sebagai hasil berharga (positive result), kita peroleh
               ilmu Matematika, Logika dan ............. Ilmu Jiwa. Matematika dan logika
               itu adalah hasil tersambil. Ia lebih tepat sifat dan arahnya kalau diperoleh
               dengan  jalan  yang  bukan  semata-mata  kerohanian.  Saya  belum
               berjumpakan  Ilmu  Logika  dan  Matematika  Hindu  yang  sempurna,
               consequent (pangkal cocok dengan ujung) dan teratur (systematik). Kalau
               saya  salah  minta  diyakini,  karena  saya  pikir  Hindustan  tiada
               mengeluarkan  sistem  Logika  yang  begtiu  sempurna,  berpangkal  ujung
               dan  teratur  seperti  Logika  Ariestoteles  dan  Matematika  Euclid,  yang
               dipakai dimajukan serta dipusakakan oleh ahli Arab ke putera Eropa dan
               sekarang  terus  dipakai  diseluruh  dunia.  Arab  yang  terkuasa  tertinggi
               kebudayaannya dari abad ke-7 sampai ke-15 di Asia Tengah dan Eropa,
               yang  juga  mengetahui  betul  keadaan  di  Tiongkok,  tentulah  akan



                                                                                         287
   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293