Page 65 - Tan Malaka - MADILOG
P. 65
AC = ½ BC = CD
Mesti di uji sudut ABC = 30 º
Disini kita tidak kenal atau tak lekas kenal teori yang bisa dipasang guna
mencapai maksud kita. Bisa jadi kalau lama kita renungkan atau kita
pendam soal ini dalam kepala, maka sesudah satu atau dua jam, satu atau
dua hari, sedang mandi atau menyepak bola, sedang minum es atau
makan gado-gado, jawabnya tiba-tiba keluar. Tetapi sikap ini tak bisa
dipakai dalam ujian. Kalau jalan sintetis tak lekas membawa hasil, maka
andaikan teori ini benar.
Jadi sudut ABC yang mesti kita uji itu betul 30 º
Kita bertanya, apakah akibatnya? Kalau akibatnya tidak berlawanan
dengan hukum geometri umumnya dan fakta-fakta soal, yaitu bukti teori
yang khususnya mesti kita wujudkan, maka benarlah soal itu.
Demikianlah kalau ABC = 30º, maka ACB = 60º. Kalau begitu
ADC = 60º sebab AC = CD menurut bukti-bukti soal. Kalau ADC =
60º, maka ADB = 180º - 60º = 120º.
Kalau ADB = 120º, maka BAD = 180º - (120º+30º) = 30º
Kalau BAD = 30º, maka DAC = 60º
Dan ini benar, menurut yang berbukti bermula. Quot Erat
Demonstrandum. Demikianlah sudah terbukti.
Nyatalah di atas, kita bermain dengan “kalau” dan main “andai”. Dari
ujung yakni perkara yang mesti ktia uji sampai ke pangkal, ke dasar
geometri, kita main “andai”. Bila kita tak bertemu dengan hal yang
berlawanan, dengan geometri umumnya dan bukti-bukti yang didasarkan
pada soal itu sendiri khususnya, maka benarlah jalan kita. Betullah teori
atau soal itu tadi.
Dengan metode sintesis kita berjalan dari yang dikenal ke yang belum
atau yang mau kita kenal. Dengan metode analitis sebaliknya. Kita
berjalan dari yang mau tetapi belum kita kenal, kepada jalan yang sudah
kita kenal. Kita ungkap segala yang tersembunyi dalam rahasia baru,
dalam teori atau soal baru.
3. Metode reduciton ad absurdum
Ada kalanya kita tak lekas atau tak dapat jalankan 2 metode di atas.
Dalam hal ini kita pakai perkakas terakhir, metode reduciton ad
absurdum. Kita jerumuskan, sengaja sesatkan siapa yang tak percaya
pada teori itu supaya insyaf, bahwa teori itu saja yang benar.
64