Page 123 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 123
Pemikiran Agraria Bulaksumur
Sebagai seorang antropolog, kerja sama penelitian dengan
ahli ekonomi merupakan paduan yang sangat tepat. Dua hal dapat
dicapai sekaligus, seorang antropolog biasanya cenderung melihat
kehidupan sosial ekonomi manusia dari sisi kualitatifnya, sedang-
kan seorang ekonom yang terbiasa dengan pengukuran angka-
angka cenderung melihatnya dari sisi kuantitaif. Dengan minat,
kepedulian, dan disiplin keilmuanya, Masri lebih cenderung meli-
hat persoalan dari kasus-kasus nyata, sedangkan ekonom lebih
condong melihatnya dari perspektif sistem sosial ekonomi yang
lebih luas. Tradisi penelitian yang dikembangkan Masri memang
khas seorang antropolog sosial, dia lebih banyak melakukan studi-
studi pada ruang lingkup mikro yang cermat dan mendetail di
pedesaan, sehingga orang tidak terjebak pada data-data makro
atau gambaran besar yang bisa jadi tidak mencerminkan kondisi
masyarakat bawah yang sesungguhnya. Studi mikro menjadi
sangat penting sebagai koreksi terhadap perspektif makro yang
kadang mengabaikan detailnya. Di situlah studi kemiskinan
Sriharjo mendapatkan momen yang tepat. Temuan Masri dan
Penny mengabarkan tentang anomali rencana makro yang
berjalan di bawah developmentalisme. Sulit dibayangkan seorang
ilmuan dapat mengungkap kondisi obyektif yang berlawanan
dengan keyakinan pendapat pemegang kekuasaan tanpa didasari
oleh dua hal, yaitu keberpihakan ilmiah dan kejujuran ilmiah. 24
Empati Masri yang sangat tinggi membuatnya tidak dapat diam
24 Masri Singarimbun dan D.H. Penny, Penduduk dan Kemiskinan: Kasus
Sriharjo di Pedesaan Jawa (Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1976). Chris Man-
ning, “Seorang Pemimpin, Rekan dan Aktivis Sosial di Lingkungan Perguruan
Tinggi,” dalam Robert Parangin-Angin & Irawati Singarimbun (ed.), Op.cit.,
hlm. 184.
104