Page 125 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 125
Pemikiran Agraria Bulaksumur
dari ¼ ha dan sekitar 2/3 penduduk tidak memperoleh penda-
patan yang memungkinkan mereka makan nasi, sepanjang tahun.
Mereka tahu bahwa mereka dapat hidup dengan layak, menurut
ukuran mereka, jika mereka mempunyai cukup tanah yang bisa
digarap, dan mereka meyadari bahwa kesempatan mereka untuk
memperbaiki ekonomi telah menipis dengan meningkatnya jum-
lah penduduk. 26
Buku itu lebih banyak menggunakan data yang dikumpul-
kan Masri dan Irawati dibantu 7 asisten lapangan yang dilatih
untuk itu. Untuk riset ini Masri membawa serta anak dan istrinya
(Irawati) tinggal selama satu tahun (12 bulan) di desa itu sejak
1969 sampai 1970. Lebih dari angka-angka, Masri mencatat, dari
penelitianya, bahwa ada tiga cara pokok untuk mengetahui apa-
kah di suatu daerah ada masalah kependudukan atau tidak, dan
kalau ada sejauh mana mendalam dan seriusnya masalah itu.
Orang dapat melihat, mendengar, atau bicara dengan penduduk
setempat, membaca hasil laporan penelitian, atau dari data statis-
tik yang akurat dan lengkap. Meskipun demikian, sebenarnya
hanya dengan melihat situasi di suatu daerah tertentu orang sudah
bisa meraba adanya persoalan kependudukan di dalamnya. Apa-
kah bukit-bukit gundul? jika benar hampir pasti di situ ada
masalah kependudukan. Sama juga jika lereng dan bukit sudah
ditanami dengan tanaman berumur pendek. Daerah yang berpen-
duduk padat jarang dapat ditemui rumput yang panjang-panjang,
mungkin disebabkan kurangnya sumber makanan untuk ternak
yang dipelihara oleh penduduk setempat. Apakah rumah-rumah
kokoh dan kuat, dan apakah lantainya dari kayu atau semen?
Apakah kelapa ditanam untuk diambil buahnya atau disadap
26 Masri Singarimbun dan D.H. Penny, Op.cit., hlm. 25.
106