Page 310 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 310
Mubyarto dan Ilmu Ekonomi yang Membumi
Apa yang hendak dikemukakan oleh Hidayat dan Mubyarto
pada dasarnya adalah sama-sama hendak menegaskan bahwa
ilmu ekonomi Neoklasik tidak bisa digunakan untuk memahami
desa dengan segala macam dinamikanya. Dan kegagalan itu
merupakan sebentuk kekosongan konseptual yang harus segera
diisi oleh konsepsi keilmuan lain yang lebih relevan. Baik Muby
maupun Hidayat sama-sama menyepakati bahwa pelembagaan
konsep baru yang relevan itu bisa diwadahi dalam gagasan yang
dikenal sebagai Ekonomi Pancasila.
Kalau kita menengok kembali alasan penolakan Mazhab
Historis Jerman atas pemikiran ekonomi klasik Inggris dan pemi-
kiran ekonomi Mazhab Austria, kita bisa melihat bahwa argu-
mentasi yang dikemukakan Mubyarto dan Hidayat juga berpijak
di dua argumentasi dasar yang sama, yaitu argumentasi yang
bersifat epistemologis dan argumentasi yang bersifat politis. Argu-
mentasi pertama ditampilkan melalui kritik atas keterbatasan
konseptual yang dimiliki oleh teori ekonomi Neoklasik dan pem-
berian tekanan mengenai pentingnya untuk mengelaborasi ilmu
pengetahuan yang tumbuh dan berkembang dari bumi Indone-
sia sendiri (homegrown science). Ini terkait dengan gagasan bahwa
157
ilmu pengetahuan memang berakar pada kebudayaan. Jika ilmu
pengetahuan memiliki akar pada kebudayaan, maka setiap kebu-
dayaan mestinya bisa merumuskan pengetahuannya sendiri-
sendiri, meskipun kemudian perlu disadari bahwa setiap penge-
(EKI, Economics and Finance in Indonesia), Vol. XXII/No. 1, March 1974, hal.
75-88. Lihat juga Hidayat Nataatmadja, Melampaui Mitos & Logos: Pemikiran ke
Arah Ekonomi-Baru (Yogyakarta: LANSKAP, 2007), lihat Bab 3.
157 Mubyarto, Pusat Studi Non-Disipliner (Yogyakarta: Pustep UGM, 2005),
hal. 6-8.
291