Page 82 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 82

Hukum Tanah Pada Masa Pemerintah Balatentara Jepang,
           Politik penjajahan Jepang menjadikan Indonesia sebagai garis
           pertahanan  pangan  dan  logistik  dalam  Perang  Dunia  (PD)  II
           melawan Sekutu. Pembongkaran  tanah-tanah  onderneming
           untuk  ditanami petani  dengan  tanaman  pangan,  penipuan
           distribusi  tanah  untuk  rakyat,  pembebasan  paksa  ribuan
           hektar tanah rakyat untuk pembangunan lapangan terbang dan
           bangunan-bangunan militer merupakan bentuk-bentuk praktek
           kekejaman dari Jepang. Pembagian Wilayah Komando Militer
           Jepang:  Jawa  Madura; Sumatera  dikontrol  dari  Singapura;
           Indonesia  bagian  Timur;  Berdasarkan  Undang-undang  Bala
           tentara Jepang No. 1 Tahun 1942 (Osamu Sirei), dimaklumatkan
           bahwa seluruh  wewenang badan-badan  pemerintahan  dan
           semua  hukum dan  peraturan  yang  selama  ini  berlaku  tetap
           dinyatakan  berlaku, kecuali  apabila  bertentangan  dengan
           peraturan Pemerintah Militer Jepang.

               Kontribusi  yang  paling  penting  dilakukan  Pemerintah
           Balatentara Jepang yakni dihapuskannya dualisme Peradilan
           sehingga  hanya  ada  satu  sistem  peradilan  untuk  semua
           golongan  penduduk  (kecuali  untuk  orang-orang  Jepang).
           Hooggerechtshof  = Saiko  Hoin.  Raad van Justice  = Koto
           Hoin,  Landraad  =  Tiho Hoin. Landgerecht  = Keizai  Hoin.
           Reggenschapsgerecht = Ken Hoin, Districhtsgerecht= Gun Hoin,
           dan Residentiegerecht dihapuskan. Unifikasi fungsi 29 kejaksaan
           ke dalam Kensatzu Kyok, sebagai contoh: Penyelesaian Kasus
           Tanah  Tegal  Buret  Lokasi:  Kelurahan  Kranggan  Kecamatan
           Galur Kabupaten Kulonprogo DIY; Pihak berperkara: Kodam IV
           Diponegroro (Tergugat) melawan Warga Pemilik Letter C An.
           Karto Pramono Cs. (13 Orang) (Penggugat) yang menguasakan
           kepada  Lembaga Bantuan  Hukum (LBH)  Yogyakarta;



                                     Perkembangan Pengadaan Tanah di Indonesia  53
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87